The Duke's Darkside |27|

3.8K 271 20
                                    

guiss ak update lagii padahal salah satu targetnya blm memenuhi. kurang sayang aph ak ke kalian 😬❤

***

"Maaf, My Lady, tapi saya harus," desak Liam namun masih ia masih bisa menempatkan dirinya untuk bersikap sopan.

Pria itu benar-benar mengetahui bagaimana karakter Lady Rosseane. Wanita bangsawan cerdik dengan segala kelakuannya yang terkadang di luar batas. Wanita itu juga tidak pernah menunjukkan sisi ketidaksukaannya secara terang-terangan. Karena beliau lebih suka dijuluki musuh dalam selimut yang wajib diwaspadai.

"Lihatlah, aku sedang membutuhkan Raina untuk membantuku. Memangnya ada urusan penting apa, Liam?" tanya Lady Rosseane kalem sambil mengaduk adonan.

Sedangkan di sisi Raina, wanita Asia itu jelas sekali tampak kebingungan. Berawal dari bibi Lucy yang datang ke kamar dengan tergopoh-gopoh seraya memintanya untuk langsung mengikuti tuan Liam saat pria itu datang, namun tidak mengatakan apa maksud tujuannya.

Tapi tak lama setelahnya, Lady Rosseane tiba-tiba datang menghampiri mereka, mengajak Raina untuk turut andil bersamanya dalam membuat pancake varian baru. Dan wanita muda itu pun tidak punya alasan untuk menolaknya, begitupun dengan bibi Lucy.

Setelah berkutat kurang lebih setengah jam, Raina mendapati fakta mengejutkan mengenai Lady Rosseane. Meskipun saat pertemuan perdana mereka bisa dibilang tidak cukup baik, nyatanya wanita bangsawan itu tidak seburuk yang Raina pikir.

Sejauh yang Raina tangkap, Lady Rosseane bukan tipikal orang yang suka melukai fisik seperti kebanyakan ibu-ibu yang tidak suka saat seseorang datang menjadi penghalang dalam hubungan anaknya, persis seperti drama yang ditonton ibunya saat di Indonesia.

Beliau lebih suka melukai menggunakan kalimat-kalimat pedas menusuk, yang dikemas dengan sangat elegan, khas orang-orang bangsawan pada umumnya.

Pertanyaan ringan juga beberapa kali beliau lontarkan, mulai dari nama, negara asal hingga kampus tempat ia menimba ilmu. Karena dirasa terlalu ringan, tanpa pikir panjang Raina langsung memberitahunya dengan gamblang. Sesekali, wanita muda itu bisa melihat senyum tipisnya yang terbit, yang membuat wanita muda itu ikut tersenyum.

"Tidak begitu penting tapi cukup mendesak, My Lady. Gudang anggur mulai kehabisan stok, dan Raina diperintahkan untuk mengambilnya sebagai bentuk hukumannya," papar Liam yang sedari tadi sudah berusaha membawa keluar Raina.

Tapi Lady Rosseanne seakan memiliki banyak perbendaharaan kalimat yang mengulur waktu, seakan menahan Raina untuk suatu kepentingan.

Raina merasa cengo, seingatnya baik semalam maupun tadi pagi, David tidak menitahkan apa-apa untuk dilakukan olehnya.

"Kuizinkan tapi setelah kami selesai dengan pancake-pancake ini. Bersantailah dulu, Liam," pungkas Lady Rosseane dengan ramahnya.

Liam tidak bisa berbuat banyak, ia melihat miris wanita muda yang saat tengah tengah bersemangat membantu Lady Rosseane dengan memasukkan adonan yang siap panggang ke dalam oven. Pria itu tahu, sebentar lagi dia akan disuguhkan pemandangan air mata, kemarahan, kesinisan, dan ketidakberdayaan.

Dan dia rasa, inilah waktunya. Sebab dia mendengar derap sepatu pantopel dan high heels yang beradu dengan lantai marmer yang tengah mendekat ke arah mereka.

"Oh kalian sudah tiba rupanya."

Lady Rosseane bergegas mencuci tangannya. Sebagai gantinya, Raina mengambil alih adonan tersebut dengan spontan.

"Kami langsung bergegas saat Anda meminta kami kemari, Lady," sapa Lady Natasha yang baru saja tiba dengan David yang berada beberapa langkah di belakangnya.

The Duke's DarksideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang