The Duke's Darkside |33|

3.7K 256 16
                                    

Waktu sudah berjalan sepuluh menit, dan selama itulah dua orang berbeda gender itu terlihat betah menyelami pikiran masing-masing. Tidak ada yang beriniatif untuk mengawali, maka dibiarkanlah keheningan ini mengambil kuasa.

Raina tidak lagi menangis, namun wajah sembab dan hidung yang memerah itu masih tercetak jelas. Wanita muda yang sedang memilin ujung dress-nya, melirik ke bangku kemudi di samping kanan. Dengan ragu, dia mencoba memanggil pria itu. "Eliot ...."

Raina tidak menyangka akan bertemu Eliot kembali, si petugas kebersihan sebuah gedung apartemen. Pertemuan pertama dan terakhirnya adalah saat menanyakan penthouse milik David, sudah cukup lama. Namun saat ini, dia berubah hampir seratus delapan puluh derajat. Berkaca pada mobil yang saat ini mereka tunggangi, wanita muda itu tidak bodoh, Raina yakin Eliot bukanlah orang biasa.

"Tanyakanlah apa yang ingin kau tanyakan."

Berbagai pertanyaan sudah Raina siapkan, terlebih posisinya yang hanya berdua saja memudahkannya untuk bertanya dengan leluasa.

"Bagaimana bisa? Maksudku, kita hanya sebatas tahu satu sama lain, bukan saling mengenal. Lalu ...."

Raina sampai kehilangan kata, namun Eliot mampu menangkap maksud dari ucapan wanita muda ini.

"Aku percaya bahwa pertemuan tak sengaja sampai ketiga kalinya bukanlah sebuah kebetulan, melainkan takdir."

"Tunggu, apa maksudnya? Bukankah kita hanya bertemu sekali?"

"Itu menurut sudut pandangmu, namun tidak bagiku. Saat kau berada di sebuah pasar di kota York bersama seorang wanita paruh baya, itu adalah kali kedua aku melihatmu. Kemudian yang ketiganya, ketika berada di sebuah rumah sakit. Aku tidak tahu apa tujuanmu, tapi kau sedang bersama dengan Sir David."

Raina terdiam saat mendengar penjelasan dari Eliot. Dia terdiam karena sedang berpikir keras. Wanita muda itu berusaha mengingat kejadian yang disebutkan olehnya. Dan sekarang, Raina sudah berhasil mengingat.

Pertemuan kedua di York bersama wanita paruh baya yang dimaksud adalah bibi Carmilla, mereka sedang berbelanja dua ekor ikan pagi-pagi buta sekali meski berakhir gosong di penggorengan.

Sedangkan saat di rumah sakit bersama David, kejadian itu terjadi sebulan setelah kembalinya Raina ke kuasa pria itu. Tepatnya ketika proses strelisasi Raina yang kedua.

"Sudah mengingatnya?" tanya Eliot ketika mendapati wanita di sampingnya ini sedang mengangguk-anggukkan kepala.

"Sudah," jawab Raina pendek.

"Apakah kau juga ingat dengan seorang wanita tua dengan kantong besar apelnya yang berceceran di pasar itu?"

Wanita muda itu terlihat tengah berpikir sebentar sebelum akhirnya menjawab dengan gumaman.

"Beliau adalah nenekku. Setiap kali aku mengunjunginya, beliau selalu menceritakan seorang gadis yang membantunya di saat yang lain bersikap abai. Padahal aku juga berada di sana, melihat dari jauh siapa gadis itu. Jadi nenek seharusnya tak perlu bercerita ulang lagi dan lagi."

"Kamu ... kamu juga ada di sana?"

"Ya, maaf tapi aku harus mengakui ini. Sedari awal, memang cukup membingungkan seorang gadis biasa tiba-tiba mengunjungi penthouse milik pria sepenting Sir David. Karena itu, diam-diam aku mengintaimu, sampai menemukan fakta bahwa kau---"

"Gundik dari pria itu," serobot Raina cepat.

"Maafkan aku."

Raina menghela napas. "Aku memiliki banyak rencana untuk membebaskan diri, tapi takdir memang telah menghendakiku untuk selalu dalam cengkramannya."

The Duke's DarksideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang