The Duke's Darkside |29|

4.1K 258 22
                                    

Entah kerasukan apa, David tiba-tiba memberi izin Raina keluar kandang hari ini. Sungguh, rasanya seperti ada keajaiban! Bayangkan saja, tidak ada angin, hujan, guntur maupun petir, pria itu mendudukkannya di kursi makan dan berkata mengizinkan Raina menghirup udara segar.

Jadi begini ceritanya, ketika selesai menyiapkan sandwich berserta susu yang diminta David untuk sarapan, secara mengejutkan pria itu datang dan menahan Raina yang hendak pergi. Tentu saja tindakannya tersebut mengundang tanda tanya besar.

"Pergilah jalan-jalan, kupikir aku terlalu mengekangmu di sini."

Kira-kira begitu yang David ucapkan. Namun Raina tidak serta-merta mengiyakan, wanita muda itu tampak tidak percaya jika dilihat dari gelagatnya yang menyipitkan kedua matanya. Tapi ketika tidak ada respon yang ditunjukkan oleh David, Raina melototkan mata dengan bibir yang membulat sempurna, dia baru menyadari bahwa pria itu memang bersungguh-sungguh.

Sayangnya, ia tidak bisa bergerak leluasa, ada Veronica dan dua pria berbadan gempal yang berwajah sangar sedang menemaninya. Sehingga rencana untuk kabur harus terkubur dalam-dalam. Selain itu, Raina juga tidak ingin ada korban lagi akibat keegoisannya. Cukup paman Gilbert dan bibi Carmilla saja.

"Rain, kupikir ini akan sia-sia mengingat tuan David mengutus bodyguard-nya untuk mengawal kita."

"Mengantisipasi agar tidak kecolongan lagi, mungkin."

"Oh iya, benar juga."

Mereka berdua kembali melanjutkan langkahannya, yang tentu saja diikuti dua bodyguard tadi dengan jarak yang tidak jauh.

"Ngomong-ngomong, kau ingin apa? Sudah lima belas menit kita berkeliling pusat kota tapi tidak ada tujuan."

Raina terlihat berpikir keras. "Bagaimana dengan gelato?"

"Good idea, darling!"

"Kalau begitu, mari kita ke kedai terdekat."

Dua wanita itu langsung bergegas ke sebuah kedai gelato yang beruntungnya tidak jauh dari sana. Sebelum masuk, Raina meminta agar Veronica berkata pada dua pria yang diutus mengawalnya, untuk menunggu di luar saja. Raina pikir jika dua pria itu ikut masuk, pengunjung lain pasti akan merasa terganggu dengan muka sangar mereka.

"Kalian tenang saja, aku bukan komplotan gadis ini sewaktu kabur sebulan yang lalu," ucap Veronica meyakinkan. Raina yang merasa tersindir, merotasikan matanya.

"Apa ada yang salah?" tanya Veronica polos.

Jujur saja, Raina merasa kesal dengan wanita itu. Alhasil ia menyelonong masuk ke kedai tanpa peduli apa-apa dengan meninggalkan Veronica sendiri berdua dua bodyguard tadi.

Dan di sini lah mereka sekarang. Raina memilih sebuah bangku melingkar dengan dua kursi yang menjadi pasangannya. Wanita muda itu menjatuhkan pilihan pada bangku outdoor untuk alasan sederhana. Dia sudah terkurung cukup lama di dalam sangkar mewah milih David, ya hanya itu. Raina berubah menjadi wanita yang lebih mellow akhir-akhir ini.

"Ayolah, Rain... kau masih marah padaku perkara tadi?"

Veronica merengek pada wanita yang usianya lebih muda tiga tahun darinya. Dia jadi bertanya-tanya, apakah dirinya sudah melewati batas? Oh ayolah, Veronica hanya bercanda! Tidak mungkin ucapan tadi langsung dimasukkan hati?

Raina tak menggubris rengekan yang sedari tadi menyambangi telinganya. Veronica masih gencar berucap kalimat dengan konteks yang sama, mengabaikan sebuah cup yang ukuran sedang dengan isian es krim khas Italia itu.

The Duke's DarksideOnde as histórias ganham vida. Descobre agora