The Duke's Darkside |07|

14.1K 787 14
                                    

Raina tertunduk takut dan gugup yang bercampur menjadi satu. Pria yang tidak diketahui namanya ini terus saja menatap gadis itu lekat-lekat. Dan satu lagi, mata elangnya seakan mengintimidasi mangsa.

Alhasil, Raina hanya memainkan jari tangannya—meremasnya sedikit kuat, demi mengurangi rasa tersebut.

"Jadi, kau masih tetap menunduk seperti itu tanpa mengenalkan siapa dirimu?" ujarnya dengan nada rendah.

Entah mengapa, Raina masih saja merasa takut. Gadis itu tidak bisa mendeskripsikan. Tapi yang jelas, aura yang dimiliki pria ini begitu kuat dan dominan.

Gadis berambut sedikit bergelombang itu memberanikan diri untuk mendengakkan kepalanya. Menatap pria di depannya ini.

Dia ... pria pemilik penthouse ini, sudah merubah penampilannya. Kaos polo berwarna hitam serta celana jeans di atas lutut beberapa senti, terlihat pas di tubuh atletisnya. Apalagi—

Suara nada dering ponsel memecah keheningan yang menyelimuti keduanya. Suara itu juga yang menyadarkan Raina yang saat itu tengah berada di alam khayalnya.

"What?" tanya pria itu kepada seseorang di seberang.

"...."

"Kenapa?"

Raina melihat raut kebingungan pria di depannya ini. Namun hal itu tetap tidak mengurangi ketampanan yang dipancarkan olehnya. Apa sih yang kamu pikirkan.

"Ada."

"...."

"Apa maksudmu? Berkas yang ada di tangannya?"

"...."

"Liam! Katakan yang jelas, bodoh!"

Pria itu mengerang kesal tatkala sambungan telepon diputuskan sepihak oleh orang yang berada di seberang. Dia masih belum mengerti maksud dari pria yang tak lain adalah sahabatnya, tangan kanannya serta bawahannya. "Bloody hell!"

Nyali Raina mendadak ciut kembali ketika mendengar umpatannya. Ia menggigit bibirnya.

"Katakan, kau siapa?"

Raina terbata-bata. "33, Sir."

"Blimey!" umpat pria itu tertahan.

Sial! Jadi maksud dari Liam begini, membawakan berkas-berkas tender besar semalam yang menjadi hadiah ulang tahunnya. Begitu pula dengan gadis itu.

Ponsel pria itu kembali bersuara dengan nada dering berbeda. Ternyata ada pesan masuk.

From: Liam bugger Crawford
How, do you like both, Sir David Winston?

David mengacuhkan pesan tersebut dengan tidak membalasnya, hanya dibaca saja. Ia menaruh ponselnya di depan meja. Lalu matanya tertuju pada gadis di depannya ini.

Cantik, kulitnya bersih dan mulus dengan warna sedikit cokelat, khas orang tropis. Bibir merah alaminya yang tipis mengundang untuk dijamah. Hanya saja, gadis ini terlihat sangat belia. Ah, tidak peduli, toh dia juga sudah jadi hadiah ulang tahunnya.

David melihat gelagat Raina yang menaruh berkas di meja. Tangannya terlihat gemetar. Pria itu tertarik dengannya. Ia pikir akan seru jika menahan gadis itu lebih lama di sini. Lagipula, dia adalah miliknya.

"Berkasnya sudah saya antar. Kalau begitu, saya akan pulang. Permisi, Sir."

"Buatkan aku waffle!" perintah David membuat Raina yang sudah berdiri hendak melangkah ke arah pintu terkejut.

"Maaf?"

"Aku yakin kau tidak tuli, gadis muda."

"Tapi Sir ...."

The Duke's DarksideWhere stories live. Discover now