The Duke's Darkside |02|

17.6K 813 4
                                    

Di tengah hujan yang begitu lebat, jalanan kota London masih tetap sibuk. Seperti tidak ada matinya. Maklum saja, ini adalah salah satu kota yang paling penting di Inggris.

Sedangkan di sudut kota, tampak seorang gadis yang tengah memandang lalu lalang kendaraan dari balik kaca sebuah kafe bernama Origins Coffee. Dress di bawah lutut dengan tambahan cardigan lalu dikombinasikan legging. Sederhana tapi nyaman.

"Rain, coklat panas akan sangat membantu menghangatkan situasi seperti ini, dengan sedikit taburan gosip tentunya. Mau kubuatkan sembari menunggu hujan reda?" sebuah suara tiba-tiba mengintrupsinya.

Raina James, nama gadis itu, terkekeh atas tawaran dari bosnya. Beliau memang senang sekali bergosip, apalagi tentang customer tampan yang sejak tiga hari lalu sering datang kemari.

Mereka berjalan menjauh dari kaca lalu duduk di salah satu tempat duduk di kafe tersebut.

"Hei, kenapa malah tertawa? Bukankah bergosip adalah hobi semua wanita setelah berbelanja?"

"Miss Scott, Anda terlalu percaya diri. Saya rasa tidak semua wanita seperti itu." Raina berargumen dengan nada jenaka namum tetap mempertahankan adat kesopanan seorang karyawan dengan atasan.

Namun, raut muka bosnya itu sedikit berubah. Seperti tidak menyukai apa yang baru saja terlontar dari bibir Raina. Gadis itu menyadari keanehan tersebut langsung buka suara kembali.

"Ah maaf, Miss Scott, saya tidak sengaja."

"Rain, sudah kukatakan berkali-kali, jangan terlalu formal padaku. Toh, kita seumuran, hanya selisih lima tahun."

Dengan ragu, akhirnya dia menjawab serta memanggil atasannya dengan sebutan 'kakak'.

"Ma-maaf, Kak. Bagaimanapun Raina besar dengan kebudayaan Timur. Untuk memanggil orang dengan menyebut nama depan saja, rasanya sedikit aneh."

Natasha, yang Raina sebut dengan Miss Scott itu, paham akan penjelasan dari gadis di depannya itu. Namun ada satu kosa kata yang terdengar asing di telinganya.

"Kak? What's that?"

"Dari kata kakak. Di Indonesia, kami menggunakan kata itu untuk saudara laki-laki maupun perempuan yang lebih tua."

"Lain kali kau harus lebih terbuka padaku. Aku menyukai sikapmu. Jangan sungkan untuk sekedar bercerita meskipun kita baru saja kenal. Empat hari, bukan masalah."

"Baiklah, akan Raina usahakan," jawabnya seraya tersenyum.

Memang, Raina baru saja bekerja di sana, empat hari yang lalu. Jadi jangan heran, mengapa dia selalu berkata formal pada Natasha.

Sebelumnya, Raina sudah pernah bekerja di salah satu hotel di kota itu, sebagai cleaning service. Namun hanya setahun karena kabarnya ada orang dalam yang menggelapkan dana hotel sampai berakibat gulung tikar.

Sedangkan dari sudut pandang bosnya, Natasha sangat menyukai Raina dari awal gadis itu bekerja di cafenya. Gadis itu sangat menghormati semua orang dan jangan lupakan sikap cerianya.

"Ah, aku ingin berkunjung ke asal negaramu. Pasti orang di sana begitu sopan dan ramah," ucapnya lagi.

Natasha membayangkan bagaimana rasanya tinggal di negara tropis tersebut. Sepertinya menyenangkan, namun seketika buyar karena sesuatu hal.

"Aku lupa! Sebentar, kau tunggu di sini. Jangan beranjak, aku akan segera kembali dengan membawa cokelat panas."

Cepat-cepat Raina mencekal tangan bosnya. "Tidak perlu, Kak. Hujannya sudah cukup reda. Raina akan pulang sekarang."

The Duke's DarksideDär berättelser lever. Upptäck nu