The Duke's Darkside |32|

3.9K 281 39
                                    

ada yg masih bangun?? 😦😦

***


Raina menutup mulutnya tidak percaya. "Tidak, ini tidak mungkin."

Sedari tadi tubuhnya memang sudah lemas, dan sekarang kian melemas. Meski tangannya telah bertumpu pada wastafel, nyatanya tubuhnya tetap meluruh ke lantai. Tak berdaya, hingga rasanya bangkit pun sudah tak sanggup. Dan tak jauh darinya, sebuah benda panjang pipih ikut tergeletak, ikut luruh bersamaan dengan jatuhnya tubuh lemah Raina. Benda panjang pipih yang menunjukkan dua garis berwarna merah.

Raina menangis, meratapi lingkaran nasib buruknya yang terus berlanjut. Wanita muda itu benar-benar berada di titik terendah. Hamil tanpa ada ikatan pernikahan, dan parahnya masih berstatus sebagai simpanan, sungguh hal yang sangat menjijikkan. Harga dirinya sudah habis tak tersisa.

Lalu apa yang harus ia katakan pada keluarganya nanti? Bukan kesuksesan seperti yang dijanjikannya saat meminta izin, melainkan segumpal darah yang bernyawa dengan tidak ada siapapun yang mengharap kehadiharannya.

"Kamu benar-benar telah hancur, Raina ...." bisiknya pada diri sendiri.

Tadi saat diberitahu oleh Lady Rosseane bahwa dirinya sedang hamil muda, dia mengelak dengan tegas. Karena menurutnya, tidak mungkin dirinya hamil sedangkan ia rutin mengonsumsi after-morning pils seperti yang diperintahkan oleh David. Tapi nyatanya tetap saja kecolongan.

Pintu kamar mandi itu dibuka paksa, tampak Lady Rosseane menatap datar kemalangan wanita muda itu. Dua langkah di belakangnya, juga ada seorang pria yang tidak Raina kenal. Pria itu mendapat titah untuk membawa Raina ke sofa. Dia berontak, entah kemalangan apa lagi yang akan didapatnya sebentar lagi.

"Langsung saja pada intinya." Pembicaraan dibuka dengan Lady Rosseane yang memulai setibanya mereka di sofa.

"Aku tahu janin itu milik David, tapi aku tidak yakin putraku itu menginginkannya. Dia hanya bernafsu dan terobsesi pada tubuhmu saja. Tentu saja wajar, kau masih muda, mana mungkin kucing akan membiarkan ikan segar di hadapannya tanpa ia sentuh sedikit pun?"

Raina bergejolak. Penjelasan dari bibir wanita bangsawan itu membuat darahnya mendidih. Apalagi perumapaan sebagai kalimat akhirnya, tidak bisakah dia memperhalus perbendaharaan katanya?

"Jadi tujuanku di sini adalah memberikan penawaran terbaik." Wanita bangsawan itu menyilangkan kakinya. "Tidak, aku tidak menyelamatkanmu. Hanya saja ini semacam simbiosis mutualisme. Kau pergi, dan aku mendapatkan calon menantu yang kuinginkan."

"Bisakah langsung ke intinya saja?" Sungguh Raina sudah tidak tahan.

"Easy, lil girl. Emosimu harus tetap stabil karena ada janin di dalam sana." Lady Rosseane menyilangkan kaki.

"Penawaran yang kumaksud adalah kau bisa memiliki janin itu, tetapi harus meninggalkan Inggris. Atau ...."

Dalam tangis yang diselepi kemarahan, Raina menegang.

"... tetap bertahan dengan timbal balik harus kehilangan gumpalan darah tak berdosa itu. Pilihan ada di tanganmu."

Ini adalah hal yang paling ditunggu-tunggu oleh Raina. Terbebas dari lingkaran menyedihkan dari belenggu David merupakan suatu keajaiban yang tidak patut disia-siakan. Tapi sepertinya ada yang salah dengan hatinya. Ada rasa yang tidak bisa didefinisikan menelusup di sana, terlebih saat bagian dari pria itu ada dalam dirinya.

Namun ada nyawa lain yang harus dipertimbangkan olehnya, janin ini harus menjadi prioritasnya. Dia akan jauh lebih gila jika harus kehilangan malaikat ajaibnya. Benar, malaikat yang membawanya keluar dari neraka ini.

The Duke's DarksideWhere stories live. Discover now