The Duke's Darkside |31|

3.9K 268 15
                                    

"Vee... bisakah kau ambilkan sekop kecil di gudang? Bibi Lucy bilang kau tahu dimana letaknya."

"Wait a minute, darl."

"Thanks a lot, Vee."

Raina kembali melanjutkan aktivitasnya, memindahkan beberapa pot yang letaknya sangat memusingkan mata jika dilihat dari sudut pandang estetika. Meskipun jurusannya adalah fashion design, dirinya cukup mengerti bagaimana mengatur dan sedikit merombak taman indoor ini.

Sebenarnya, wanita itu tidak ada niatan melakukannya. Keinginan itu tiba-tiba muncul kala dirinya melewati sebuah taman di samping kolam ikan saat hendak ke belakang untuk menemui bibi Lucy karena ingin dimasakkan macaroni schotel bolognese keju. Padahal sudah berkali-kali Raina melewatinya, dan sejauh ini tidak ada yang salah. Namun hari ini, dia merasa ada sesuatu yang kurang pas.

"Tidak tidak tidak, kaktus ini jauh lebih enak dilihat jika diletakkan di rak tengah."

"Nah, perfect!"

Raina bersedekap dada, wajahnya juga tampak sumringah. Terlihat jelas sekali bahwa dirinya benar-benar puas dengan hasil sedikit polesannya ini. Sekarang tinggal menunggu sekop, ada beberapa tanaman yang harus ia pindahkan dari polymailer ke pot yang tak sengaja dilihatnya tepat dibalik air terjun buatan sana.

"Kenapa lama sekali...." Raina bergumam pelan, menunggu memang bukan sesuatu hal yang mengasyikkan. Wanita muda itu mengedarkan pandangannya ke segala arah, bermaksud mencari keberadaan Veronica.

Entah kenapa saat dia mengadah ke atas, berkas cahaya matahari sore benar-benar menyilaukan. Aneh, ini tidak seperti biasanya, dan pandangannya sedikit demi sedikit mulai terkikis, mengabur seiring dengan ketidak-tajaman indra pendengarnya.

Lalu kegelapan mulai menelannya perlahan. Entah apa yang terjadi berikutnya, yang jelas Raina merasakan dirinya sudah jatuh menghantam ubin dan terkulai lemah di sana. Dan penglihatan terakhirnya adalah sepasang kitten heels yang berdiri tak jauh darinya.

●●●

"Overall, semua baik-baik saja. Pastikan saja agar dia tidak kelelahan atau melakukan pekerjaan yang berat. Saya juga sudah memberinya suntikan vitamin untuk memulihkan tubuhnya," ujar seorang pria tua sambil mengemasi stetoskop dan barang-barangnya yang lain. "Kalau begitu saya permisi, Lady."

Wanita yang disebut Lady itu mengangguk. "Terima kasih, dokter Lee."

Sepeninggalan pria yang berprofesi sebagai dokter itu, Natasha menggigit kukunya sendiri. Rasa resah, khawatir, dan bingung mendominasi dirinya saat ini. Wanita bangsawan itu melirik Lady Rosseane yang tengah duduk di sofa di ujung ruangan. Beliau terlihat begitu santai, sangat berbeda dengan dirinya. Namun fokus pandangannya mengarah ke sebuah ranjang yang menjadi tempat Raina berbaring.

Mereka berdua berhasil mengecoh bibi Lucy dan Veronica dengan mengatakan bahwa Raina sudah kembali ke kamarnya dengan pesan tidak ingin diganggu siapapun. Tapi pada kenyataannya tidak demikian, tidak ada yang tahu bahwa Raina sudah dibawa menjauh dari kediaman David. Meskipun tanpa ada planning, mereka benar-benar melakukannya dengan sempurna.

"Ibu... kita harus bagaimana? Aku tidak mau David malah lebih mengikatnya lagi dengan dalih kehamilan gadis itu."

"Bukankah Ibu sudah pernah bilang, jika ada gadis yang pantas bersanding dengan putraku, maka kau lah orangnya. Jangan khawatir, Ibu tahu apa yang harus Ibu lakukan."

"Dengan meluruhkan janin itu?!"

"Mungkin."

"Bukankah itu terlalu kejam, Ibu?"

The Duke's DarksideWhere stories live. Discover now