The Duke's Darkside |34|

3.8K 290 27
                                    

hihihii aku double up nih!

***

"Ini sudah delapan hari berlalu, Raina, akan berbahaya jika kau lebih memilih menetap di Indonesia. Sir David memang belum bisa menemukanmu, tapi tidak menutup kemungkinan dia bisa melacak keberadaanmu."

"Aku tahu."

"Lalu? Kau senang kembali bersamanya lagi?"

"Kamu tidak paham, Eliot." Raina mendesah lelah, wajahnya juga terlihat sedikit pucat karena kehamilannya. "Terlalu banyak kenangan di sini. Aku tidak bisa meninggalkan tanah kebesaranku begitu saja."

"Raina! Ya Tuhan, ayolah! Berpikirlah logis! Ini negara timur, setidaknya pikirkan dirimu dan anakmu yang sudah pasti akan mendapat cibiran orang."

"Apa kamu baru saja menunjukkan bahwa anakku adalah anak haram, Eliot?"

Laki-laki itu gelagapan. Dia menyadari bahwa ucapannya mampu menggores hati Raina. Sungguh, dirinya tidak bermaksud apa-apa. Ia hanya menyadarkan wanita muda itu akan kemungkinan terburuk bagi dirinya sendiri juga jabang bayinya. Tapi sepertinya, Raina salah mengartikan.

"Aku tidak bermaksud beg---"

"Keluarlah, aku ingin sendiri," sanggah Raina cepat, dia sudah terlanjur sakit hati.

Eliot mengalah. Tapi belum sempat melangkah, kakinya tertahan saat ponsel yang berada di saku celananya bergetar. Lantas, ia langsung merogohnya, berjaga-jaga jika ada hal penting yang harus ia ketahui dengan cepat.

Raina yang hendak mengeluarkan kata-kata pengusiran lagi, diurungkan karena melihat mimik wajah Eliot yang menatap lurus ke arahnya. Ponsel itu masih menempel di telinga kirinya, Raina paham, ternyata maksud Eliot tadi adalah untuk sementara tidak berisik karena sayup-sayup dia juga bisa mendengar orang di seberang sana sedang berbicara.

Dan ketika telepon terputus, Eliot tiba-tiba keluar dari bilik yang Raina tempati. Kemudian di menit berikutnya, dia kembali sambil menyerahkan sebuah hoodie hitam dan cap dengan warna yang senada. Tentu saja, Raina kebingungan, dia tidak langsung menerimanya begitu saja.

"Aku akan menjelaskan nanti. Waktu kita tidak banyak, lima menit lagi kita akan berangkat."

Eliot beranjak tapi pertanyaan gugup dari Raina membuatnya urung.

"A-apakah se-se-secepat ini ki-kita ... ketahuan, Eliot?"

"Jangan khawatir, kau hanya perlu bergegas."

Eliot sudah meninggalkannya beberapa detik lalu. Kini tinggal Raina sendiri dengan pikiran yang sudah tidak bisa dikendalikan lagi. Benarkah dia ketahuan? Sebentar lagi  hukuman apa lagi yang akan David berikan padanya? Apakah Lady Rosseane mengingkari janjinya kala itu? Siapa lagi yang akan dikorbankan atas kejadian ini?

Tiga kali ketukan pada daun pintu menyadarkannya, rupanya Eliot menanyakan keadaannya yang ternyata sudah hampir lima menit hanyut dalam lamunan. Dengan cepat, Raina menjawab bahwa dirinya akan selesai sebentar lagi. Lalu menyegerakan diri untuk berbenah, semoga waktunya masih cukup untuk kembali melarikan diri.

Di halaman depan rumah, Eliot yang sudah menunggu di samping sebuah mobil yang sedang dipanasi, langsung menggiring Raina masuk saat melihat wanita muda itu yang sudah siap dengan pakaian yang telah diberikannya tadi. Ternyata pakaian Eliot juga senada, bedanya laki-laki itu memilih mengenakan sweater dibandingkan hoodie.

The Duke's DarksideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang