The Duke's Darkside |04|

15.5K 807 8
                                    

Raina mengerjapkan matanya. Silauan sinar matahari yang menembus jendela kaca di sebelahnya, membuat gadis itu berusaha menyesuaikan hal tersebut.

Dia duduk di ranjang, sambil mengingat-ngingat apa yang telah terjadi sebelumnya.

Ya ....

Penculikan.

Dan Raina yang dibius.

Gadis itu tak mengerti seberapa kuat obat yang berikan oleh para penculik itu sampai-sampai ia pingsan hingga pagi menjelang. Dan semoga saja tidak ada efek samping yang merugikannya.

Raina mengecek pakaian dan tubuhnya. Aman. Tidak ada tanda-tanda bekas pelecehan ataupun kekerasan. Pakaiannya juga sama seperti tadi malam, tidak kurang sedikit pun.

Dia juga teringat, terakhir kali sebelum ia pingsan, gadis itu berada di sebuah gang yang sempit nan sepi. Tapi kenapa tiba-tiba berada di sebuah kamar yang lumayan bagus untuk kalangan menengah ke bawah seperti Raina? Bahkan flat-nya sendiri masih bukan apa-apa dibandingkan dengan kamar ini.

Raina bergegas bangun. Melangkah dengan tergesa-gesa menuju pintu. Namun sialnya terkunci dari luar.

"Hei! Siapapun, tolong buka pintunya!" teriaknya sambil menggedor-gedor pintu.

"Bukaaa!!"

Gadis itu mondar-mandir. Jendela yang terhubung dengan balkon, menjadi pilihan terakhirnya. Ia bergegas ke sana. Raina melihat ke bawah, cukup tinggi. Kalau gadis itu tidak salah memperkirakan, kamar ini terletak di lantai tiga.

Raina kembali masuk ke dalam. Mencari tasnya, berniat menelpon Kate untuk meminta bantuan, sayangnya tidak ditemukan. Bahkan ia sudah mencarinya nyaris di setiap sudut kamar itu.

Pasti para penculik itu menghilangkan jejak Raina.

Atau bisa juga mereka adalah penculik yang merangkap sebagai pencuri.

Double kill.

Gadis itu kembali mondar-mandir tak tentu. Otaknya dipaksa untuk menciptakan sebuah ide yang bisa membuatnya lekas keluar dari tempat terkutuk ini. Karena seingatnya, salah satu dari penculik tersebut berkata akan menjual Raina kepada seorang wanita yang dia lupa siapa namanya. Jadi kemungkinan besar, gadis itu berada di sebuah kamar di dalam club.

Lalu matanya teralihkan karena sebuah benda yang berada di sudut ruangan. Raina bergegas menuju ke sana, membuka lemari tersebut dengan kalap. Setelah dibuka, isinya hanya seprai dan selimut tebal. Dan beruntungnya berjumlah banyak.

Tuhan sedang menyelamatkan Raina, terima kasih banyak.

Pipi gadis itu mengembang, pertanda ia sedang tersenyum. Tepat sekali, dia akan mencoba kabur bermodalkan dua benda tadi.

Dengan gerakan yang tergesa-gesa, Raina bergegas mengeluarkan dua benda bertekstur lembut tersebut, semuanya tanpa terkecuali. Kemudian mengikatnya di setiap ujung, hingga menciptakan suatu rantaian. Dan gadis itu sudah berhasil menyambung semuanya.

Sepertinya ini akan sampai ke bawah, gumamnya lirih.

Raina bergegas membawa rantaian benda halus tersebut menuju ke arah serambi. Lalu mengikatnya di pagar balkon dengan ikatan yang paling kuat. Gadis itu menjuntaikan selimut dan sprai tersebut hingga nyaris menyentuh tanah.

Dia mengembuskan napasnya berharap rencananya berjalan dengan mulus.

"APA YANG KAU LAKUKAN?!"

Suara teriakan yang menggelegar membuat nyali Raina menciut. Gadis itu turun perlahan dari pagar pembatas balkon. Dia tidak jadi kabur.

The Duke's DarksideWhere stories live. Discover now