The Duke's Darkside |11|

12.3K 666 16
                                    

David masih menyeret Raina, hingga mereka telah sampai di depan sebuah mobil hitam bermerk Audi yang sudah terparkir tepat di depan bangunan flat gadis itu. Sejak kapan? Seingat Raina, tidak ada kendaraan sama sekali di sana.

David memberi isyarat agar sang supir menurunkan kaca pintunya. Kemudian ia menunduk seraya berkata, "Keluar, hubungi rekan yang lain untuk menjemputmu. Aku masih ada urusan."

"Yes, Sir."

Lantas sang supir keluar. David membukakan pintu untuk Raina. Dan sontak saja, gadis itu terpekik saat David mendorongnya dengan kasar untuk masuk ke dalam mobil tersebut. Setelah itu, dia memutari mobil melangkah ke arah kursi pengemudi.

Ketika mereka sudah ada di dalam, pria itu langsung mengaktifkan lock mode agar Raina tidak bisa membuka pintu.

Sebelum David menginjakkan gasnya, Raina membuka suara. Gadis itu panik, benar-benar panik.

"Apa yang Tuan lakukan?"
"Apa maksudnya ini?"
"Buka kuncinya, saya ingin pulang."
"Tuan, lepaskan sa-"

"DIAM, JALANG!" David lebih dulu memotong ucapannya. Pria itu tidak suka dengan orang yang terlalu banyak bicara.

Seketika Raina beringsut, pundaknya meluruh. Tangan yang semula berada di pintu mobil, mencoba untuk membukanya, sekarang sudah tidak lagi. Gadis itu menautkan tangannya sambil menggigit bibirnya. Dan parahnya, dia disebut jalang? Raina tidak semurahan itu.

David menoleh ke arah gadis itu. Bisa tidak, ia melepas gigitan di bibirnya. Sungguh ... yang seperti ini membuat libidonya naik di sela-sela amarah yang tengah menguasai. Pria itu menghela napas, kemudian memasangkan seatbelt untuk Raina, dilanjutkan untuk dirinya sendiri.

Dan hal itu membuat Raina sedikit ternganga. Tidak salah?

Tanpa banyak cakap lagi, David langsung menancapkan pedalnya. Mengendarai dengan kecepatan di atas rata-rata padahal jalanan masih bisa dibilang agak padat.

Gadis itu meremas sekaligus mencengkram seatbelt-nya erat. Pikirannya sudah kemana-mana dengan segala bentuk kemungkinan buruk yang terjadi. Raina segera mengenyahkannya, tidak boleh berpikiran seperti itu.

Gadis itu mencoba memanggil David dengan lembut, syarat akan ketakutan dan kekhawatiran. Berharap agar pria itu bisa menurunkan laju kendaraan ini.

"Tuan ...."

Sedangkan menurut sudut pandang David, gadis itu seperti sedang mendesah saat pria itu tengah menyentuhnya, ah bukan ... tepatnya melecehkan. Sial sial sial!

"Saya takut ... bisakah Tuan sedikit mengurangi kecepatannya?" tanya Raina takut-takut.

David tertawa mengejek. "Kau takut, baby girl? Sayang sekali ... belum masuk ke hukuman yang sebenarnya, kau sudah takut terlebih dahulu."

"Tidak seru," imbuhnya dengan ekspresi sedih.

Dan setelah itu, ia terdiam. Kembali menampilkan ekspresi aslinya. Beringas, tegas, dingin, menyeramkan dan berbahaya. Raina bergidik takut. Meskipun gadis itu menatapnya dari sisi samping, tetap saja aura tak mengenakkan masih jelas ditangkap oleh indranya.

Hingga akhirnya, laju mobil makin memelan. Sampai mereka berhenti di sebuah bangunan yang menyeramkan. Raina memandangi bangunan tersebut dengan mata yang membulat, tanda begitu terkejut. Kepalanya menggeleng lirih dan lama kelamaan makin kencang. Dia tak percaya sama sekali.

David yang melihat itu, tentu saja merasa senang. Suatu kepuasan tersendiri baginya. Bibirnya menyunggingkan senyum, ah bukan... tapi smirk.

The Duke's DarksideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang