2. Him. Again.

1.4K 66 5
                                    

Yosh. Vommentnya ditunggu :)

2. Him. Again.

                Daniel dan Abel sampai di lantai dua gedung serna guna. Niat Abel untuk mengikuti recruitment OSIS benar-benar bulat. Kini Abel mulai mengetuk pintu kayu yang berpenujuk Sekretariat OSIS.

                Kak, doain gue. OK?

                Tok tok tok

                “Oh, hai. Ada perlu apa ya?” seorang gadis dengan rambut sebahu membukakan pintu untuk mereka berdua.

                “Likha, Ini Abel, anak baru kelas gue. Mau ikutan OSIS,” kata Daniel menjelaskan pada gadis itu. Sepertinya Daniel telah mengenal gadis itu.

                “Abel, ini Alikha. XI MIA 2,” Daniel memperknalkan Abel dan gadis itu.

                Namanya mirip. Lesung pipinya juga.

                “Abel?” Daniel menyentuh pundak Abel.

                “Eh.. oh iya. Gue Abel. Mau daftar OSIS. Masih bisa kan?” kata Abel yang sadar dirinya terlalu lama diam. Bisa dilihat Daniel dan gadis itu - Alikha - menunggunya berbicara.

                “Bisa kok, bisa banget. Gue Alikha, divisi satu OSIS. Ini formnya, bisa dikembaliin besok sama persyaratannya,” Alikha menerangkan pada Abel apa saja persyaratan dan jadwal seleksi OSIS. Abel mengangguk lalu berterimakasih dan pamit pulang pada Alikha. Daniel juga pamit pada Alikha dengan sedikit gugup. Abel dan Daniel pun berjalan beriringan menuju gerbang.

                “Balik sendiri, Bel?” tanya Daniel.

                “Dijemput, bentar lagi dateng,” sahut Abel.

                “Oh.. gue jalan duluan ya, Bel. Hati-hati nunggunya, nanti diculik,” canda Daniel pada Abel.

                “Gue anaknya rewel, Niel. Maruk sama makanan. Orang yang nyulik gue juga palingan nyerah sama ke garusan gue,” kata Abel super pede. Daniel terbahak lalu memutuskan untuk pergi sebelum menjadi santapan Abel.

***

                Diiin!

                Suara klakson mobil yang sangat dihapal oleh Abel tiba. Dengan cekatan ia naik ke mobil hitam itu lalu menghembuskan napas lega.

                “Agak lama ya nunggunya? Sorry ya,” kata si pengendara mobil.

                “Gak papa kok, Kak. Aku tadi liat-liat sekolah baru aku dulu,” senyum Abel mengembang saat menyatakannya.

                “Gimana? Seru gak sekolahnya?” tanya si pengemudi itu lagi sambil mengusap rambut ikal Abel.

                “Seru. Orang Indonesia semua tapinya. Oiya, Aku mau daftar OSIS dooong, Kak Adit,” katanya manja pada si pengemudi yang ternyata bernama Adit.

                “OSIS? Gak terlalu ekstrim, Bel? Yakin gak akan kenapa-kenapa?” tanya Adit cemas.

                “Ekstrim? Aku bisa jaga diri Kak, lagian kan ada Kak Adit yng bakal ngelindungin aku dari apapun,” Abel menjawab dengan senyum yang terkembang.

TaeKwonDo Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang