16 dan Kau Hadir, Merubah Segalanya...

640 37 3
                                    


Hari kedua festival budaya.

Fiiuh...

Seharian jadi kabuki kemarin bikin badanku serasa remuk. Huhu. Untung jadi kabuki dan dapet perhatian dari orang-orang itu menyenangkan. Capeknya terbayarkan, gitu. Kemarin sampai gak sempet lihat Kak Rakana yang juga jadi maskot. Jadi, aku masih gak tau Kak Rakana jadi apaan. Kak Rakana lihat aku gak ya kemarin?

"Hai hai. Ketemu lagi kita," Mbak Tyara menyapaku. Dia membawa perlengkapan dandan yang kemarin dan bungkusan kimono di dalam plastik laundry.

"Halo, Mbak," aku tersenyum girang. Aku suka dengan Mbak Tyara yang mendandaniku. Aku seperti kabuki sungguhan kemarin. Mbak Tyara juga rajin mengecek make upku. Luntur sedikit langsung dibenahi. Dia juga tak lupa menyemangatiku yang kepanasan sekaligus lelah menanggung baju kabuki.

"Kata Mia kamu hari ini cuma pake kimono. Nanti dandannya tipis-tipis, beda sama yang kemaren," dia menjelaskan tentang rencana Mia untukku.

Kemana tu anak? Enak aja nyuruh-nyuruh.

"Mia kemana, Mbak? Ko Mbak Tyara sendirian?" aku celingak-celinguk mencari Mia.

"Lagi ngambil kipas di temen aku," ujarnya sambil menyiapkan alat make up di meja.

Aku nurut saja. Dari awal juga aku hanya disuruh duduk manis oleh teman sekelasku. Jadi aku tak khawatir. Daniel menghampiriku dengan seragam maid hitam, sesuai dengan jabatannya di cafe maid.

"Mia nge-Line gue. Nanti jam satu lo sama Redifa muter-muter bawa tag kelas kita. Biar kelas kita makin rame katanya," Daniel dengan tampang watadosnya nyuruh gue muter-muter pake kimono. Bareng Redifa pula.

"Wow! Redifa? Dia jadi maskot juga apa gimana?" tanyaku panik. Duduk cantik dengan dandanan super ribet aja udah susah, ini harus muterin satu SMA.

"Maskot juga, dia jadi Kenshin-nya Samurai X," Daniel menjawab pertanyaanku.

"Yah, Niel. Itu harus sama Redifa? Kenapa gak sama lo aja sih?" aku mengeluh padanya. Redifa itu most wanted boy di SMA-ku. Pasti ribet jalan sama dia.

"Diakan banyak yang suka. Gimana sih?"Daniel seakan menguatkan kenyataan.

"Nah itu. Ribet, Niel. Kalo lo kan bukan most wanted boy SMA kita, jadi gak bakal jadi pusat perhatian anak-anak,"ucapku dengan tampang cuek.

"Gak usah ngehina gitu, Bel. Mia bilang gitu, jadi lo harus nurut," Daniel mengatakannya lalu menoyor kepalaku. Aku ber-aww pura-pura sakit.

**

"Heyho, Abel. Ih, udah cantik aja lo," Mia datang membawa bungkusan laundry berisi kostum ungu, khas Samurai X.

Aku memang sudah siap dengan kimono biru terang yang cantik, aku suka sekali kimono ini. Dandanan tipis yang dijanjikan Mbak Tyara benar-benar terlihat natural di wajahku. Bibirku terlihat mengkilap pink manis dan pipiku bersemu merah seperti habis digoda.

Kayak Kak Rakana godain gue? Hehe

Rambutku tidak ditambahi rambut palsu tapi tetap dibentuk seperti gadis Jepang tradisional.

"Iya dong. Eh, request dong gue. Gue muter-muternya jangan sama Redifa," aku mengoceh pada Mia yang kini sibuk mengeluarkan kostum Kenshin.

"Harus sama Redifa. Gak boleh bantah" dengan kejam Mia mengatakan itu padaku. Aku meringis sedih. Aku harus bersiap dikerumuni cewek-cewek penyuka Redifa—yang bergabung dalam fans club of Redifa.

TaeKwonDo Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang