Bab VI - Reset Hati

31.9K 4K 137
                                    

Sambil terus mengumpat, Ridara membenturkan dahinya berkali-kali ke setir mobil. Dia seperti bola yang digiring ke mulut gawang. Belum sempat di-goal-kan, tapi di tendang sejauh mungkin keluar lapangan. Ia jatuh sejatuh-jatuhnya saat Rizi menaikan libidonya dan pergi begitu saja tanpa menuntaskannya.

Ridara tidak tahu apa kesalahannya. Dia tidak sadar sama sekali jika mulutnya yang begitu jujur menyuarakan isi hati itu seperti besi panas yang menusuk kuping Rizi.

Sialan! Dalam seminggu hubungan pacaran mereka, Rizi sudah menyentuhnya di mana-mana. memanjakan tubuhnya dengan segala macam rasa, memposisikan dirinya sebagai prioritas utama di dalam hidup pria itu, menghujaninya dengan cinta. Namun, perlakuan Rizi barusan membuat Ridara ingin menamparnya berkali-kali, ini jelas lebih buruk dari pelecehan seksual.

Ridara berteriak dan menangis sampai maskaranya luntur. Air matanya bercampur dengan zat berwarna hitam hingga memenuhi wajahnya, ia terus-terusan menghubungi nomor Rizi namun laki-laki itu tak mau meresponnya.

Dengan tangan bergetar ia mengetik pesan untuk Rizi.

Kita putus Zi! Jgn cari aku lagi.


***

Rizi menatap datar ponselnya.  menghapus pesan dari Ridara, tak lupa pula menghapus personal contact gadis itu. Jelas Rizi merasa harga dirinya dibanting sampai ke level paling hina. Seumur-umur Rizi mengenal perempuan, sudah puluhan wanita yang ia tiduri, baru kali ini Rizi mengalami kejadian seperti tadi. Sungguh melecehkan harga dirinya. Rasanya sama seperti saat ia berjuang untuk memenangkan sebuah kompetisi namun orang lain yang mendapatkan trofi penghargaannya.

Rizi mengobrak abrik album foto dan video di ponsel. Mengecek apapun yang berhubungan dengan Ridara di sana. Ada senyum tawar yang menghias bibirnya ketika melihat video berdurasi tujuh menit yang diambil beberapa malam lalu.

Sayang. Sungguh sayang, Rizi bukan tipe laki-laki brengsek yang senang melakukan hal-hal nista; menyerang wanita menggunakan cara-cara jahat bin licik hanya karena disakiti. Ia menghormati tubuh wanita dari ujung kaki hingga rambut seperti menghormati ibunya. Rizi tidak mau hal-hal seperti ini dijadikan ancaman, Demi Tuhan itu tidak lucu.

Bagaimanapun tubuh itu sudah dipakai untuk menyenangkan dirinya sendiri beberapa malam ini. Jadi, beruntunglah Ridara ketika Rizi lebih memilih untuk mengenyahkan video erotisnya daripada menyebarkan ke mana-mana.

Rizi memutar sekali lagi video yang mempertontonkan tubuh polos Ridara yang sedang berbaring manja di ranjang. Sekali lagi dia menonton lalu kemudian menghapusnya tanpa sisa, membiarkan tubuh sintal versi digital itu menghilang.

Ridara selesai.

Wanita itu sekarang masuk ke dalam blacklist Rizi. Tapi, Rizi tidak menyesal. Tidak ada secuil pun rasa penyesalan di hati Rizi. Yang perlu Rizi lakukan hanyalah mencari seseorang yang kembali mengisi hati dan menghangatkan ranjangnya.

***

"Nih, bulan ini kamu bayar dulu ya tagihan listriknya. Pesanan kamu kan banyak. Si Enda lagi ada praktik ke kapal jadi gaji ayahmu tersedot kesana." Ayu meletakan struk pembayaran rekening listrik ke atas meja. Suci yang sedang melipat kotak kue hanya melirik sebentar namun tak membalas ucapan ibu tirinya.

"Gak banyak paling gak sampai 200an," lanjut wanita itu.

Bau tumisan menyebar dari arah dapur bersama dengan bunyi irus yang mengadu dengan wajan. Suci masuk ke kamarnya tidak lama kemudian ia keluar, meletakan beberapa lembar uang seratus ribu di meja kecil tempat diletakannya termos air.

ImpromptuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang