Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
each man creates his own God for himself
his own heaven
his own hell
—Edgar Allan Poe—
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Udara dingin berembus pelan dari jendela yang baru saja dibuka oleh seseorang, membuat suhu kamar Suri seolah turun dua kali lipat. Menggerutu pelan karena mimpinya yang terpecah oleh gangguan kecil pagi hari tersebut, Suri menarik selimut hingga ke leher diikuti dekapan yang kian erat pada guling. Diantara kantuk yang masih menggelayuti kedua matanya, samar Suri mendengar suara tawa kecil Ayah. Lelaki itu memanggil namanya lirih, tetapi beranjak pergi begitu saja dari kamar kala dilihatnya Suri sama sekali tidak bergerak dari kasur.
Ayah memang selalu begitu. Dulu, Bunda kerap bilang jika Ayah tidak berbakat dalam urusan membangunkan anaknya di pagi hari. Kali ini pun begitu, dan bukannya Ayah, malah Wati yang jadi luar biasa cerewet.
"Oy, cewek centil! Bangun! Masa hari pertama jadi mahasiswi udah nekat bikin rekor telat, sih?! Kamu mau dijadiin perkedel ama senior-senior ya?!"
Diam-diam, Suri bersyukur Wati tidak sampai melemparkan selimut kesana-kemari. Alasannya bukan karena hantu perempuan ganjen itu mau mendengarkan Suri, tentu saja, namun lebih kepada aturan ketat yang telah ditetapkan Mpok Jessica Gibson, sang sosialita dunia hantu.
Sejak Ayah kembali tinggal di rumah dan hanya memantau segala urusan perusahaan keluarga lewat laporan salah satu pekerjanya yang bisa dipercaya, kehadiran beliau telah menarik perhatian banyak hantu, terutama hantu perempuan hampir kadaluarsa seperti Mpok Jessica. Bahkan menurut Wati, Ayah sempat jadi hot topic pembicaraan para hantu dari berbagai kalangan di komplek perumahan mereka, mulai dari hantu ecek-ecek yang belum lagi genap setahun melanglang buana di dunia makhluk astral hingga para dedengkot sosialita kelas atas pergaulan jetset dunia tak kasat mata. Singkatnya, Mpok Jessica naksir berat sama Ayah, dan Ayah paling tidak suka melihat benda-benda yang bergerak sendiri secara tidak masuk akal di rumah—meskipun beliau tidak takut pada yang namanya hantu.
