#05

185K 15.6K 3.8K
                                    

Hobi favorit seorang Calvin Raskara selain memainkan konsol game dan membaca buku adalah tidur

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hobi favorit seorang Calvin Raskara selain memainkan konsol game dan membaca buku adalah tidur. Dia bisa tidur dimana saja, tidak peduli di atas busway, di meja makan ketika sarapan bahkan di kelas. Jika dia tidak termasuk ke dalam jajaran top students di departemennya selama kuliah, mungkin cowok itu sudah sering didamprat dosen. Konon kata Ayah, sejak masih bayi Calvin memang sudah begitu. Berbeda dengan Chandra yang hobi menjelajahi seisi rumah sesaat setelah dia bisa merangkak atau Cetta yang kerap menangis manja setiap perhatian Bunda teralih darinya, Calvin versi bayi lebih sering tidur sembari mengenyot jempol. Saking tidak aktifnya Calvin bergerak, Ayah dan Bunda sempat dibuat khawatir sampai-sampai mereka berkonsultasi dengan seorang dokter spesialis anak yang lantas mengatakan jika keduanya tidak perlu khawatir.

Maka sudah bisa ditebak, Calvin adalah orang yang paling susah bangun pagi terutama di hari libur. Dunia bisa kiamat dan Calvin tetap tidak akan beranjak dari kasurnya sebelum jarum pendek jam melewati angka sepuluh. Selama hampir dua puluh tiga tahun masa hidupnya, acara car free day setiap minggu pagi yang diikuti Calvin mungkin bisa dihitung dengan jari.

Namun secara luar biasa, pada hari Rabu pagi ini, Calvin bangun kelewat pagi. Waktu belum lagi menunjukkan pukul tujuh ketika Suri menuruni tangga seraya mengucek mata hanya untuk mendapati Calvin sedang sibuk memakai kaus kaki. Gadis itu sontak melotot, mengerjapkan mata berkali-kali seolah baru saja menyaksikan peristiwa runtuhnya Tembok Cina.

"Abang?!"

Calvin mengangkat wajah. "Oh, hai adiknya abang. Baru bangun?"

"Abang nggak sakit, kan?"

"Maksud kamu?" Calvin justru balik bertanya.

"Ini baru jam enam lewat lima belas menit loh."

Calvin melirik sekilas pada arloji yang melingkari pergelangan tangannya, lantas manggut-manggut. "Iya. Abang tau. Emangnya kenapa?"

"Tumben banget abang bangun sepagi ini di tanggal merah."

"Kamu juga. Tumben banget."

Suri kontan tersipu. "Iya. Siapa tau Tian mau main kesini hari ini. Kemarin Ayah nelepon Tian, cerita soal bunga anggrek Ayah yang akhirnya ngeluarin kuncup. Kata Ayah Tian penasaran, jadi mau lihat."

"Kutu kasur brengsek itu bisa banget kalau modus." Calvin memberengut, sadar tidak bisa melakukan apa-apa karena kalaupun Sebastian mengunjungi rumahnya hari ini, cowok itu bisa saja beralasan datang sebagai tamu Ayah, bukannya untuk menemui Suri.

"Nggak apa-apa, dong. Itu tandanya Tian sayang sama aku."

"Tapi Culi, kamu beneran yakin sama makhluk bergigi gergaji itu?"

"Abang!"

Calvin membela diri. "Emang gitu, Culi. Coba perhatiin, deh."

"Terserah abang aja. Tapi kalau abang bilang gitu, berarti aku juga boleh nanyain sesuatu yang sama ke Kak Khansa." Suri mendelik. "Kok Kak Khansa mau ya sama cowok kayak abang?"

NOIRWhere stories live. Discover now