#17

119K 12.9K 2.9K
                                    

Hari ini adalah hari ulang tahun Sergio

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hari ini adalah hari ulang tahun Sergio.

Entah kebetulan atau apa, hari ulang tahun Sergio jatuh pada hari Minggu, jadi hampir semua orang, entah itu dari keluarga Sebastian mau pun keluarga Suri dapat ikut hadir dalam acara makan-makan yang sengaja Sebastian adakan di salah satu restoran favorit adik laki-lakinya tersebut. Tadinya Sebastian berniat hanya mengajak Suri, tetapi seperti yang sudah bisa ditebak, ketiga abang Suri melancarkan jurus-jurus maut hingga entah bagaimana mereka pun dapat turut datang. Padahal, ingat hari ulang tahun Sergio juga nggak. Suri berani taruhan, kado yang dibawa oleh tiga kakak laki-lakinya pasti adalah hasil jarahan dari warung dekat rumah mereka.

"Suri, kok cemberut terus, sih?" Chandra bertanya sementara dia mengemudikan mobil mereka menuju restoran yang dimaksud Sebastian. Jalanan ibukota di siang hari cukup padat, tapi jelas itu bukan sesuatu yang harus disesali karena bagaimana pun juga, hari ini adalah hari libur. Hari yang biasanya dimanfaatkan oleh banyak orang untuk melepas penat setelah sibuk bekerja.

"Abang nyebelin."

"Ini demi kebaikan kamu, Suri." Cetta yang duduk di samping Chandra menoleh sedikit ke belakang, pada adik perempuannya yang duduk bersebelahan dengan Calvin. "Kenapa? Takut gelap gara-gara kelunturan kulitnya Malika, ya? Sini, switch tempat sama abang aja. Apa mau abang pangku kayak dulu waktu kamu masih TK? Hehehe, kalau dipikir-pikir udah lama juga ya abang nggak mangku kamu."

"Bukan gitu, Abang."

"Terus kenapa? Ngambek karena nggak boleh naik mobilnya Sebastian sang Siluman Ubur-Ubur?" Calvin mengangkat salah satu alis. "Soal itu kan kita udah sepakat, Culi. Kamu nggak pergi sama makhluk abstrak itu, begitu pun dengan abang-abang. Padahal sih abang pengen bangen jemput princess kesayangannya abang."

Suri menyipitkan matanya. "Jadi aku bukan lagi princess kesayangan abang?"

"Eung... maksud abang... princess kesayangan nomor dua. Princess kesayangan nomor satunya kan kamu."

Baik Chandra maupun Cetta tidak berkomentar mendengar kata-kata Calvin yang justru serasa menggelitik perut Suri untuk muntah. Kalau Suri pikir-pikir, ketiga abangnya bisa seaneh itu. Mereka tidak akan protes jika salah satunya menunjukkan sikap kelewat manis pada Suri, tapi akan langsung memasang ekspresi mual jika salah satu dari mereka bermesraan dengan pacar masing-masing. Entah kenapa. Kata Ayah sih, itu wajar karena sejak masih kecil, ketiga kakak laki-laki Suri sudah menunjukkan sikap semanis itu pada adik perempuan mereka.

"Bukan gara-gara Tian."

"Terus?"

Suri memandang sebal pada tumpukan kado dalam plastik hitam yang teronggok di dekat kaki Calvin. "Abang, kalau aku harus kasih tau lagi, Sergio itu ulang tahun yang kedua puluh. Dua puluh tahun, abang-abangku yang gebleknya nggak ketulungan. Dan abang-abang mau ngasih dia satu kotak Momogi?"

"Sama Beng-Beng." Cetta menambahkan. "Emang kenapa sih, Suri? Kata Ayah, yang penting itu ketulusannya. Bukan kadonya. Masih untung abang nggak ngado itu bocah termos indomie soto dua biji."

NOIRWhere stories live. Discover now