(3)

7.8K 957 77
                                    

Cal pernah dibombardir saudara-saudarinya sebelum malam ini, tetapi tak pernah separah ini. Semua orang menghujaninya dengan panggilan, pesan, dan surel. Kakak sulungnya, Max dan istrinya, Jesse; kakak perempuannya, Cara dan suaminya, Rick; bahkan saudara kembarnya, Kevin. Untung saja istri Kevin tidak turut serta. Cal memang tidak mengenal baik istri Kevin, tetapi masalah mereka saat remaja membuat kecanggungan dalam keluarga ini kian besar.

Bagaimanapun, Cal bertanya-tanya apa yang tengah terjadi hingga totalnya ada dua ratus panggilan dan lebih banyak lagi pesan dalam waktu satu jam saja. Keringat dingin mulai menjalari tubuh Cal. Ia takut sesuatu terjadi di rumahnya. Sekarang ia berada di Fira, Santorini. Jaraknya ribuan mil dari rumah. Firasatnya mengatakan terjadi suatu pada ayahnya karena tidak ada telepon dari ayahnya. Biasanya ketika seluruh saudara-saudarinya menyerah, ayahnya yang turun tangan. Hanya ayahnya yang selalu berhasil membujuknya pulang meski Cal berusaha tidak menampakkan kelemahannya itu.

Cal memutuskan untuk menelepon kakak iparnya, Rick. Pria itu adalah seorang yang paling bisa ia hadapi karena Rick tidak menuntut banyak hal darinya. Rick pasti menelepon untuk sesuatu yang benar-benar mendesak. Keluarganya adalah jenis keluarga besar yang selalu ribut dan kisruh, Cal beruntung masih punya Rick yang tidak mengikuti kegilaan itu.

"Calvin?" sapa Rick di seberang sana. "Akhirnya kau menelepon kami."

Rick mengatakan, kami. Apakah mereka sedang berada di ruangan yang sama? Cal melirik jam. Ini pukul sebelas malam. Kampung halamannya, Westerly di Rhode Island, mungkin sekarang ini masih dini hari. Kenyataan ini tidak membuat Cal lebih tenang.

"Hai, Rick. Ada apa dengan semua orang?" Cal berusaha tenang, namun tak sanggup menutupi kegelisahan hatinya.

"Sebentar," kata Rick. Kemudian suara itu berganti menjadi seruan kakak perempuannya. "Katakan di mana kau sekarang."

"Santorini," jelas Cal. Sepertinya ia sudah memberi tahu fakta itu pada keluarganya sebelum ia mengerjakan tugas musim panasnya sebagai fotografer profesional. Semua orang selalu memberondongnya dengan pertanyaan lokasi selanjutnya.

"Seberapa jauh kau dengan dermaga Oia?"

Cal tidak yakin mengapa Rick menanyakan hal itu. "Santorini hanya pulau kecil. Aku bisa mencapai tempat itu kira-kira... empat puluh menit berjalan kaki, mungkin? Kenapa?"

"Empat puluh menit?!" sergah Rick. Kemudian suara di seberang sana berganti menjadi suara wanita yang begitu akrab bagi Cal. Itu kakak perempuannya, Cara. "Ada masalah darurat. Aku butuh kau tiba ke daerah itu secepatnya."

"Masalah darurat apa?" Cal mulai merasakan kepanikan. Rick secara spesifik menyebut dermaga. Apakah Cal memang harus pulang secepatnya? Tapi kenapa Rick tidak menanyakan jarak tempatnya sekarang dengan bandara? "Apa semuanya baik-baik saja? Apa Dad baik-baik saja?"

"Tentu saja Dad baik. Memangnya kenapa dia tidak baik?" hardik Cara.

Cal mengembuskan napas lega yang tak ia sadari. "Bagus. Itu... bagus. Jadi, masalah darurat apa?"

"Begini. Vivian ada di Santorini dan dia butuh bantuan," jelas Cara. Cal mengenal Vivian meski tidak cukup dekat. Ia adalah sahabat Cara dan Jesse. Vivian secara tidak langsung sudah menjadi bagian dari keluarganya dan hampir selalu hadir di setiap acara keluarga Beverly.

"Vivian yang kau bilang menikah itu?"

"Ya. Dia... sedang bulan madu di Santorini dan terlibat masalah. Bisakah kau membantunya?"

Cal tidak yakin masalah apa yang mungkin terjadi ketika berbulan madu. Ia sering menjadi fotografer untuk paket bulan madu. Santorini adalah daftar teratas untuk destinasti tersebut. Tetapi Cal belum pernah berbulan madu. Ia bahkan tidak menjalin hubungan dengan siapapun sejak lama sekali.

REPLACE THEMWhere stories live. Discover now