Epilog

13.1K 1K 93
                                    

Sebulan kemudian, keluarga Beverly kembali mengadakan pesta makan malam untuk menyambut Ashley Marie Storm yang lahir sepuluh hari yang lalu, sekaligus untuk merayakan hari jadi pernikahan Cara dan Rick yang sudah berlalu beberapa minggu―tetapi mereka tidak bisa merayakannya karena menghindari risiko melahirkan di tengah acara makan malam keluarga seperti yang terjadi pada Jesse.

Rumah Cara dan Rick dipenuhi anggota keluarga. Adik Rick, Andrew yang jarang Cal lihat memutuskan untuk pulang dan merayakan kelahiran keponakan barunya. Andrew dulunya berkuliah di sekolah kesenian di Inggris dan hanya sesekali pulang. Begitu lulus ia memutuskan untuk bekerja di sana. Kepulangannya kali ini ia membawa seorang gadis Inggris bersamanya. Semua orang menerima gadis itu dengan tangan terbuka.

Semua orang ingin menggendong Ashley, membiarkan anak-anak mereka bertemu sepupunya. Starr dan Lean berbisik-bisik tentang sesuatu ketika mengamati Ashley, seolah-olah sedang mempertimbangkan Ashley untuk masuk dalam klub mereka. Brendan tidak berada di belakang kaki ayahnya, sekarang ia mengamati siapa saja yang mendekati Ashley namun tetap diam. Ia sepertinya bertekad menjadi pelindung adiknya. Rick hanya mengawasi putranya itu. Keith sedang sakit, itu sebabnya dia tidak berlarian. Dia berada dalam pangkuan Max dan puas berada di sana sambil mengamati Ed yang bermain video game. Jacob dalam pangkuan Kevin, ia tertidur sepanjang acara.

Gelembung hangat keluarga itu membuat Cal merasa beruntung menjadi bagian dari acara ini. Ia memiliki semua orang dan kehebohan ini bersamanya. Ia juga memiliki wanita yang dicintainya.

"Sayang, kau mau pai?" seru Vivian padanya. "Lupakan saja. Kau harus makan painya. Aku yakin kau akan menyukainya dan aku menyisakan untukmu sebelum Gerald dan James menghabiskan semuanya."

"Aku sudah pensiun dan tidak punya banyak kesenangan, oke?" gerutu James dengan mulut setengah penuh berisi pai. "Jangan menegurku ketika sedang bersenang-senang."

Tahu-tahu Vivian sudah ada di depannya dan membawakan pai untuknya. "Buka mulutmu." Ia tersenyum lebar ketika Cal menurutinya untuk menerima suapannya. "Anak pintar. Bagaimana menurutmu?"

"Enak," kata Cal. "Kau yang membuatnya?"

"Tentu saja tidak. Quinn yang melakukannya. Kalau aku yang membuatnya, semua orang akan tahu itu aku yang memasaknya. Aku cukup bisa memasak. Tapi aku yakin rasanya kontras dengan makanan Quinn."

Cal tertawa dan menjatuhkan bibirnya untuk mengecup bibir Vivian. "Jangan khawatir. Aku masih mencintaimu."

Vivian mengerling. "Itu sebabnya aku juga mencintaimu." Kemudian ia kembali bergabung dengan Cara, Jesse, dan Quinn yang sedang menggosipkan sesuatu.

Cal mengambil bir dan duduk untuk bergabung dengan Kevin dan Max. Melihat saudaranya memangku putra-putra mereka membuat Cal menyadari waktu bergulir begitu cepat. Tahu-tahu Max dan Kevin sudah menjadi ayah dua orang anak dan itu membuat Cal merasa buruk karena baru memikirkan hal ini.

"Apakah dia oke?" tanya Cal pada Max seraya menunjuk Keith yang terlihat lesu.

"Oh, yang buruk sudah berlalu," sahut Max santai. "Jesse itu pahlawan super. Dia menangani segalanya sendiri sementara aku berlarian di lapangan dan mengumpat pada bola futbol. Aku hanya ambil sebagian kecil."

Kevin mengernyit. "Menurutku tidak bijak mengajaknya ke sini ketika dia terserang flu. Dia bisa menulari bayi yang lain."

"Dia tidak flu," kata Max memutar mata. "Dia mencuri es krim Jesse dan menghabiskan semuanya sendiri. Semua es krim itu cukup untuk dimuntahkan berhari-hari."

"Aku tidak mencuri, Dad," protes Keith. "Aku sudah bilang. Mom tidur."

Cal dan Kevin saling memandang lalu menyembunyikan senyum yang sama. Tiba-tiba rasanya seperti masa lalu, ketika ia bisa membaca pikiran Kevin, alih-alih mereka hanya mempunyai pikiran serupa. "Itu terdengar seperti Max Beverly," cetus Cal. "Aku tidak akan meragukan kalau kau adalah ayahnya."

REPLACE THEMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang