(19)

9K 998 96
                                    

Vivian tersentak hingga terbangun dalam keadaan duduk. Ini gara-gara tingkat kewaspadaan tinggi yang sejak dulu dimilikinya saat menggelandang. Sering kali Vivian tidak bisa merasa aman saat tidur, hingga ia dapat terbangun dengan suara sekecil apapun.

Cahaya menyusup di antara tirai jendelanya. Jamnya menunjukkan pukul sembilan pagi. Cal masih bergelung di sampingnya. Dan tentu saja, telanjang. Sekarang sudah hari selasa. Mereka tidak keluar rumah sejak Sabtu malam setelah acara ulang tahun Brendan hanya untuk menghabiskan waktu dengan seks yang begitu liar. Ya Ampun, percintaannya saat bulan madu bersama Anthony saja tidak segila ini. Bagaimana mungkin segalanya bisa begitu gila bersama Cal?

Suara berisik itu terdengar lagi. Ternyata itu ponselnya yang sedaritadi berbunyi hingga membuatnya terbangun. Kemudian ada suara lain yang menyela kesunyian kamar apartemennya, itu ponsel Cal. Vivian meraih ponsel miliknya dan mendapati nama Jesse ada di sana. Ponsel Cal juga berbunyi berulang kali, sepertinya itu juga panggilan penting.

Vivian mengguncang Cal untuk membangunkannya. Cal hanya bergumam dan meraih-raih Vivian―lebih tepatnya mencari-cari payudara. "Hei, tukang tidur. Bangun. Ponselmu berbunyi."

Jesse sepertinya tidak sabar. Sahabatnya itu menelepon berulang kali. Vivian melirik ke ponsel Cal di mana penelepon Cal juga sama tidak sabarnya seperti Jesse. Ia menemukan nama Dad di sana. Jadi itu Gerald Beverly yang menelepon. Vivian tak yakin apakah ia mendapati dirinya lega atau kecewa karena itu bukan pacar Cal. Ia tak tahu mengapa ia berharap Cal punya pacar yang entah disembunyikan di mana.

Karena Vivian tidak mungkin menolak panggilan Gerald, Vivian terpaksa menuju ke kamar mandi supaya Jesse tidak mendengar dering ponsel Cal yang ribut itu.

Jesse menyahut begitu Vivian mengangkat panggilan. "Apa kau dimakan beruang?"

Serius, sapaan pagi hari macam apa itu? "Di Westerly ada beruang?"

"Yah, tidak," balas Jesse di seberang sana. "Tapi kau tidak ada kabar sejak Sabtu. Kau tidak membalas telepon dan SMSku. Jadi wajar aku mengira kau dimakan beruang."

"Tidak. Tidak ada beruang. Tidak ada juga yang dimakan beruang." Vivian bersama Tarzan seksi selama beberapa hari. Memangnya beruang mana yang berpikiran bodoh untuk melewati Tarzan? "Aku sibuk."

"Sibuk apa?"

Sibuk bercumbu, bercinta, memandikan Cal. Ulangi dari awal lagi. "Yah, aku melakukan banyak hal."

"Kupikir kau akan bosan karena... kau tahu, apartemenmu kecil. Kupikir kau butuh hiburan seperti kolam berendam, mungkin. Oh, atau berbelanja!"

"Trims. Kalau kau butuh kuingatkan, aku tidak punya uang sekarang ini." Yah, itu bohong. Vivian sudah tidak semelarat sebelumnya. Ia punya seribu lima ratus dolar di rekeningnya, gajinya bulan ini. Baru saja masuk kemarin. Ia bisa saja membayar utangnya pada Cal, tapi tentu saja akan mengembalikan keadaannya yang melarat lagi.

"Kau tidak perlu memikirkan uang," kata Jesse enteng.

Yah, Jesse punya suami pemain futbol dengan gaji termahal di Amerika, tentu saja itu bukan satu hal yang dipikirkannya. Tapi Vivian memang butuh berbelanja. Cal menghabiskan bahan makanannya demi menjaga stamina bercinta. Uh, memikirkan itu saja membuat perutnya bergelenyar. "Baiklah. Nanti akan kukabari jam berapa aku bisa keluar."

"Sempurna. Boleh aku mengajak si kembar? Max baru saja berangkat ke Boston dan kembali sore nanti. Atau apakah menurutmu aku harus menitipkan mereka pada orang tuaku?"

"Apa menurutmu Keith akan melempariku bola ping-pong?"

"Kita akan ke supermarket. Dia tidak akan membawa bola ping-pong. Aku tidak akan mengijinkannya membawa bola ping-pong."

REPLACE THEMWhere stories live. Discover now