(12)

7.4K 942 80
                                    

Satu hari dua malam sudah cukup untuk Vivian menumpang. Ia bersyukur punya sahabat yang begitu baik seperti Cara dan Jesse. Malam pertama kedatangan Vivian di Westerly, ia menerima tawaran menginap di rumah Cara. Ia menikmati pemandangan sungai di belakang rumah, menikmati bagaimana ia menghabiskan waktu bersama Starr dan Brendan (yang masih saja diam padanya).

Malam keduanya Jesse memaksanya mampir dan menginap di rumahnya. Vivian menurut saja. Rumah Jesse adalah sebuah keajaiban. Max dan Jesse baru menempati rumah itu selama dua tahun. Max punya tanah luas di perumahan elit yang letaknya berada di atas tebing dekat pantai. Pemandangan yang disuguhkan adalah laut biru dan mercusuar yang indah. Rumah mereka tidak berlebihan seperti mansion atau bahkan istana kerajaan, itu hanya rumah mewah yang modern dua lantai. Namun Max sengaja menyisakan lahannya untuk lapangan olahraga, kolam renang dengan pemandangan laut, dan kebun yang akan diurus Jesse. Sahabatnya itu memang maniak tumbuh-tumbuhan dan Max cinta setengah mati pada wanita itu. Kalau bisa, Max pasti membelikan hutan tropis untuk Jesse.

Semua fasilitas di rumah Jesse adalah surga. Max benar-benar habis-habisan untuk membangun rumahnya, seperti pemain futbol Amerika kebanyakan yang ingin memaerkan seberapa besar gajinya menubruk tim lawan. Ruang permainan, kolam renang dengan pemandangan menakjubkan, kolam jacuzzi, televisi layar besar yang menjadi pusat jamuan tamu. Segala isinya... mahal. Jesse punya si kembar, Keith dan Lean yang begitu aktif hingga Vivian yakin ia bisa menurunkan berat badan hanya dengan mengikuti mereka seharian di rumah. Siapa yang bisa menyalahkan? Ayah mereka berlarian di lapangan futbol hampir sepanjang tahun. Belum lagi rumah mereka yang cukup luas untuk bisa berlarian.

Vivian menikmati semua waktu yang ia habiskan bersama sahabatnya dan keponakan-keponakannya, semua manjaan yang mereka tawarkan padanya. Tetapi Vivian tidak bisa bertahan dengan itu lebih lama. Ia merasa sungkan, tetapi tidak menunjukkannya. Keluarga yang sahabatnya miliki begitu sempurna. Baik Rick maupun Max mencintai istrinya. Vivian selalu mengkhayalkan mendapatkan cinta yang seperti itu, bahkan lebih sempurna, tetapi Anthony berhasil menghancurkan segalanya hampir seketika.

Untungnya, Vivian dengan mudah menyembunyikan perasaan getir itu. Ia memang menyukai sahabatnya, tetapi ia butuh waktu untuk sendirian. Bukan sendirian dengan kembali ke Manhattan dan tinggal sendiri. Keputusan untuk menghabiskan waktu di Westerly terasa tepat. Ia mungkin butuh ruang, tetapi kadang kala ia juga membutuhkan seseorang. Di Manhattan, ia tidak mempunyai yang seperti itu.

"Kau yakin dengan ini?" tanya Jesse ketika melajukan mobilnya ke tempat yang ia rekomendasikan untuk Vivian sewa sementara waktu. Pilihan tersebut sangat sempurna. Vivian masih di kota, tetapi tidak jauh dari sahabat-sahabatnya. "Sebenarnya, kau bahkan tak perlu menyewa tempat. Kami punya banyak ruang."

Untungnya ada Jesse yang masih bisa mengantarnya. Vivian meninggalkan mobilnya di Manhattan sehingga ia berusaha menerima segala tumpangan yang bisa diberikan karena kota ini tidak punya agensi taksi yang beroperasi rutin. Jesse harusnya sibuk dengan anak-anaknya―seperti yang terjadi pada Cara, tetapi Max berada di kota sebelum musim pertandingan dimulai.

"Tidak, terima kasih. Aku butuh perspektif baru," balas Vivian. Sepertinya Jesse mempercayai perkataannya. Ia berusaha menyembunyikan kesedihannya meratapi nasib. Hal itu mudah saja, Vivian sering melakukan itu selama bertahun-tahun. "Tapi terima kasih sudah membantuku menemukan tempat ini dan membayar uang mukanya. Aku tahu keputusan mendeposito itu benar-benar sinting tapi aku tidak berpikir begitu ketika memasukkan uangku ke bank. Awal bulan besok, mungkin aku bisa menggantimu dan mengganti banyak utang lainnya gara-gara bencana ini."

"V, ini bukan apapun. Jangan sungkan. Sungguh. Kau yang merancang pernikahanku dengan sukarela, padahal kau bisa mengatur banyak pernikahan di luar sana dan seseorang pasti akan membayarmu dengan sangat mahal. Jadi jangan berani-berani membayarku sepeserpun. Masalahnya, aku tak yakin kau akan menyukai tempat ini. Pilihan apartemen yang bisa disewa di kota sekecil ini tidak banyak."

REPLACE THEMTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon