(15)

9K 1K 110
                                    


Cal menikmati acara itu, meski selama beberapa saat Cal merasa asing karena melewatkan detail-detail yang ada pada keluarganya sehingga tak tidak tahu harus bersikap bagaimana. Seperti saat memberikan hadiah sebuah benteng bongkar pasang untuk Brendan, ternyata anak itu tidak terlihat begitu senang. Cal merasa bodoh karena tidak benar-benar mengetahui apa yang Brendan sukai. Ketika Rick menyuruh Brendan untuk mengucapkan terima kasih pada pamannya, anak itu justru bersembunyi di balik tubuh ayahnya. Cal bertanya-tanya apa yang salah dari sikapnya. Apakah ini karena ia tidak pernah hadir untuk Brendan? Apakah Brendan hanya tidak mengenalnya dan takut pada orang asing?

"Dia hanya malu," kata Rick menenangkan Cal.

"Seperti kau tidak ingat saja bagaimana Rick dulu," ujar Cara. "Dia sangat pemalu. Sungguh sebuah keajaiban kami bisa bertemu."

Rick terkekeh. "Cara tidak mengenaliku padahal kami dua tahun berada di kelas yang sama."

Cal berusaha tersenyum mendengar pasangan itu mengenang cara mereka berkenalan saat SMP, tapi Brendan terlihat masih takut padanya dan Cal merasa cemas. Cal belum mencoba berinteraksi dengan keponakannya yang lain, tetapi sekarang ia jadi ragu untuk memulai.

Celetukan Vivian yang sedang memangku Starr terdengar di belakangnya. "Apa kau sadar apa yang kau berikan pada Brendan? Kau beri dia benteng persembunyian dan aku punya firasat dia tidak akan keluar dari sana setelah seseorang memasang benteng itu untuknya."

Ada perasaan lega yang merayap di dadanya saat Vivian berkata demikian, seolah wanita itu menyemangatinya. Ada nada sindiran di dalamnya, tetapi entah bagaimana itu justru membuat Cal tenang. "Menurutmu begitu?"

"Apakah bentengnya bisa berubah menjadi istana?" tanya Starr padanya.

"Entahlah," balas Cal. Sedikit tersentuh Starr mengajaknya bicara. Gadis ini keponakan pertama yang mengajaknya bicara. Padahal Cal pikir Starr hanya bisa dekat dengan Vivian, satu hal lagi yang membuat Cal iri pada wanita itu. "Tapi kita bisa lihat nanti. Aku bisa merangkainya untukmu." Sekarang Cal berpikir untuk mencari istana bongkar pasang.

"Itu keren," balas putri Rick itu. "Kalau Bren tidak mau bentengnya, aku bisa memilikinya."

"Starr," tegur Rick.

"Tidak apa-apa," sela Cal. "Kau bisa memilikinya. Tapi kalau adikmu menginginkannya, akan kucarikan yang bentuknya istana untukmu."

"Kau dengar itu?" kata Vivian pada Starr. "Nanti biar kucarikan perabot yang cocok untuk interiornya dan kita bisa mendesain bersama."

"Setuju!" pekik Starr. Kemudian mereka berdua membayangkan sofa mini dan bantal apa yang akan mereka letakkan di dalam istana. Starr meminta Vivian untuk mengepang rambutnya seperti putri raja dan Vivian melakukannya. Melihat Vivian dan Starr berbinar-binar karena tawaran istana mini itu, membuat hati Cal hangat dan ingin pergi ke toko mainan sekarang juga, mencari istana terbaik untuk keponakannya.

Bagian tersulit berada di sana adalah melihat Kevin yang bahagia bersama keluarganya. Cal percaya saudaranya adalah ayah yang hebat bagi Ed dan Jacob. Tidak ada keraguan. Dua bocah itu sama-sama mengagumi Kevin. Kevin juga terlihat jatuh cinta pada istrinya, Quinn yang terlihat begitu lembut, cantik, dan mudah bergaul. Awalnya Cal ragu untuk mengobrol dengan Kevin. Ia hanya menyapa keluarga saudaranya itu sekenanya. Tetapi melihat Kevin yang sepertinya merelakan dirinya untuk menjaga kedua anaknya sementara Quinn berkeliling menyapa tamu, Cal melihat kesempatan yang cukup bagus.

Kevin sedang bersama kedua putranya dan anjing peliharaannya. Beberapa anak mengamati bagaimana Jac bermain dengan anjing berbulu cokelat gelap itu, namun begitu bosan, mereka pergi mencari permainan lainnya yang ada di pesta.

REPLACE THEMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang