(13)

7.5K 935 59
                                    

Cal bergerak gelisah dalam tidurnya. Ia bermimpi berada di dalam mobil itu lagi. Ia harus berteriak keras-keras pada pikirannya sendiri bahwa kecelakaan itu tidak nyata. Semuanya telah berlalu dan apa yang terjadi saatnya saat ini hanya reka ulang. Cal hanya perlu bangun untuk selamat dari mimpi itu.

Kilas balik itu semakin nyata. Gadis yang bersamanya, gadis yang ia cintai sejak ia tumbuh dewasa, berteriak padanya. Mengatakan bahwa ia tidak mencintai Cal sebesar apa yang Cal rasakan. Rasanya hidup Cal hancur berkeping-keping saat itu juga. Mati rasa mungkin rasanya seperti sekarang ini. Ketika jantungmu tak lagi berdetak dan seluruh udaramu terenggut begitu saja.

Ini tidak nyata!

Tetapi kilasan itu terus melaju sebagaimana mobil yang ia tumpangi tak bisa berhenti dan mulai kehilangan kendali. Suara tabrakan yang memekakan telinga itu kemudian terdengar. Namun bukannya bangun, Cal justru mendapati dirinya baik-baik saja. Masih di mobil itu, menjadi saksi kerusakan yang ada, melihat dengan mata kepalanya gadis yang ia cintai mati tepat di hadapannya.

"April?" panggil Cal. Suaranya bergetar karena sesuatu yang tertahan di tenggorokannya. Menyumbat pernapasannya hingga ia terisak-isak. Wajah cantik itu dipenuhi darah, rambut pirang bagai malaikatnya melekat di pelipis dan mulai memmerah. "Tidak. Jangan pergi."

Pintu terbuka mobil terbuka kemudian. Cal samar-samar mengingat Kevin yang mengangkatnya dan menyelamatkannya. Memori saudaranya yang menariknya sebelum mobil itu meledak tidak begitu jelas diingatnya. Namun bukan Kevin yang membuka pintu itu untuk menyelamatkannya. Itu wanita berambut merah yang mengulurkan tangan padanya dan berkata, "Keluar, Cal. Ayo."

Cal tersentak dari tidurnya dan mengambil udara sebanyak-banyaknya. Ia mencoba tempatnya berada sekarang. Sebuah ruangan kecil yang kumuh dengan perabot kusam seadanya. Jendelanya yang terbuka menampakkan langit yang telah gelap.

Oh benar, ia berada di apartemen yang baru ia sewa selama sebulan penuh. Ia tadi bebersih karena debu di ruang ini sepertinya telah tertimbun sejak perang dunia kedua. Ia memilih tempat ini karena tempat ini punya harga yang paling miring dibanding unit lain di Westerly yang tak banyak. Lagipula, hanya tempat ini yang masih punya ruang kosong. Namun tak peduli meski tempat itu punya ranjang, lemari, sofa, serta kamar mandi, listrik, dan pemanas yang berjalan dengan baik; ia harusnya menawar dengan harga lebih rendah lagi karena dibutuhkan lebih dari empat jam untuk membersihkannya.

Cal baru sempat membersihkan sekitar ranjang karena ia membutuhkan istirahat setelah perjalanan panjang Yunani ke Amerika yang ia lalui. Beberapa malam ini, ia bahkan tidak cukup tidur setelah kepulangan Vivian ke Amerika. Wanita itu berhasil menggeser kehidupannya hanya dalam waktu tiga hari. Kalimat-kalimat yang Vivian lontarkan tidak mau pergi dan terus menghantui Cal.

Lihat saja. Ia bahkan baru memimpikan Vivian.

Cal memang pernah mencoba untuk berhubungan dengan beberapa wanita saat ia berpergian. Ia mencoba mencari wanita lain dari luar Westerly, atau luar Rhode Island, jika perlu ia akan mencari selain wanita Amerika―nyatanya itu semua tidak berhasil. Hanya beberapa minggu yang berhasil mereka jalani dan Cal tidak bisa mendapatkan alasan lain untuk tinggal lebih lama. Apalagi demi seorang wanita. Cal selalu pergi dan tidak pernah berhasrat untuk kembali.

Tetapi ada apa dengan Vivian? Kenapa mendengar kata-kata terakhir Vivian di bandara membuat hari-harinya semakin sinting? Kenapa Cal memandangi layar komputernya selama berjam-jam demi melihat potret Vivian yang diam-diam ia ambil? Mungkinkah karena ciuman itu? Karena Cal belum pernah sekalut itu mencium seseorang, bahkan tidak pada April sekalipun. Cal meyakini bahwa itu hanya karena tekanan emosional setelah ia mendapati mimpi buruk dan Vivian lah sosok yang hadir untuknya. Namun dua malam kehilangan wanita itu membuatnya memimpikan wanita berambut merah itu. Bahkan tidak jarang juga mimpi itu berubah menjadi mimpi erotis yang tidak seharusnya ia pikirkan.

REPLACE THEMWhere stories live. Discover now