PRESMA || CHAPTER 27

74.2K 6.6K 463
                                    

DILARANG SILENT READERS❗

Cara menghargai sebuah karya adalah dengan memberi bintang, komentar dan memfollow author 🧊🐬.

‼️ HAPPY READING ‼️



"Devan masih tidur, kuliah jam berapa dia?" tanya Kevin saat ia merasa ada yang aneh dimeja makan.

Biasanya Mario dan Devan akan adu mulut dulu ketika makan, tapi disini meja makan tampak lebih tenang dari sebelumnya.

"Udah berangkat," jawab Kiara sambil menyiapkan sarapan untuk tiga laki-laki di meja makan.

"Kampus ada acara lagi?" tanya Mario menatap ke arah Kiara.

"Gak ada, bubu ke kampus bareng Elisa," jawab Kiara kesal.

Setelah selesai sarapan tibalah saatnya Kiara merengek kepada Kevin agar mau mengantarkan ke kampus.

"Vin, anterin gue dong," ucap Kiara yang kini membujuk Kevin yang sedang asik bermain game online dihandphonenya.

"Dih ogah," ucap Kevin yang masih tetap fokus pandangannya ke arah layar handphone miliknya.

Hari ini Mario memutuskan untuk mengerjakan semua tugas kantornya di rumah sedangkan Kevin memang sedang tidak ada jadwal dinas. Arsen, tentu saja anak itu asik bermain sendiri di depan televisi, menonton kartun sambil bermain mainan baru yang dibelikan oleh Mario.

"Pak Rio, anterin Kia dong," ucap Kiara yang beralih menatap Mario yang sedang fokus mengetik sesuatu di layar laptopnya.

"Gak usah sama gue aja," ucap Kevin yang mendapatkan senyuman tipis dari Mario.

Sebenarnya Kevin sering merasa cemburu jika Kiara dekat dengan laki laki lain bukan karna dirinya suka pada Kiara, hanya saja Kevin sudah lama mengenal Kiara dan yang Kevin takutkan adalah ketika Kiara menjadi sedih hanya karna laki laki.

Kevin sudah menganggap Kiara sebagai adiknya sendiri bahkan Kevin juga sudah tau tentang Sean, selaku anak pertama keluarga Pahlevi yang tidak pernah diketahui oleh publik karna menetap di Amerika.

"Labil," ucap Kiara kesal dengan Kevin.

"Itu namanya jual mahal dikit," ucap Kevin yang melakukan pembelaan.

***

"Bubu, minggu depan ada acara kemah di hutan, bubu ikut?" tanya Kiara yang sekarang duduk di sebelah Devan diruang keluarga.

Setelah pulang dari kampus Kiara memutuskan untuk merebahkan tubuhnya disamping Devan yang sedang berada di sofa ruang keluarga. Soal kejadian tadi pagi, Kiara memakluminya mungkin memang Elisa lebih dulu kenal Devan lama jauh sebelum dirinya.

Jadi, menurut Kiara wajar bila Devan lebih membela teman lamanya.

"Saya ketua pelaksanaan," ucap Devan tanpa mengalihkan pandangannya dari layar laptop.

"Ayo cari makan," sambung Devan yang membuat Kiara sedikit heran karna ajakan Devan yang secara tiba-tiba.

"Hah?" tanya Kiara yang reflek karna terkejut dengan perkataan Devan.

"Belum pernahkan makan diluar sama saya?" tanya Devan yang kemudian berdiri dan mengambil tangan kiri Kiara untuk digenggam, keduanya pun akhirnya keluar mencari makanan sambil menikmati malam minggu.

Bahkan Kiara baru sadar jika ini malam minggu, karna di hari hari sebelumnya menurut Kiara tidak ada yang spesial.

"Bubu suka bulan atau bintang?" tanya Kiara yang kini berada di kafe dengan latar outdoor.

"Bulan," jawab Devan yang mengikuti arah pandang Kiara.

"Kenapa?" tanya Kiara yang beralih menatap kearah Devan.

"Karna dikelilingin banyak bintang," jawab Devan sambil menatap Kiara.

"Kalo gitu, Kia mau jadi bintang biar bisa kelilingin bubu," ucap Kiara yang kemudian melanjutkan makannya.

Kiara yang merasa bosan akhirnya bertanya lagi pada Devan.

Ya, siklusnya memang seperti itu, Kiara yang akan selalu bertanya dan Devan yang akan menjawab jika ia memiliki jawaban, jika tidak ya akan diam.

"Bubu kenapa es krim rasanya manis?" tanya Kiara pada Devan sambil memasukkan es krim ke dalam mulutnya.

"Menurut kamu?" tanya Devan balik sambil menatap Kiara dengan tatapan datarnya.

"Gak tau, kan Kia nanya," ucap Kiara

Setelah selesai memakan es krim, hanya ada stroberi yang kini tersisa diatas meja.

"Bubu, Kia gak suka stroberi," ucap Kiara yang memperhatikan buah stroberi ditangannya.

"Kenapa?" tanya Devan yang kemudian menerima suapan buah stroberi dari Kiara.

"Karna rasanya manis," ucap Kiara yang hanya direspon oleh naiknya sebelah alis Devan.

"Soalnya Kiara udah manis!" ucap Kiara yang kemudian tertawa renyah, tentu saja hal itu membuat Devan menjadi tersenyum geli karna lelucon yang keluar dari mulut Kiara.

***

Setelah selesai makan malam bersama, Devan memutuskan untuk langsung pulang karna waktu sudah menunjukkan pukul sembilan malam.

"Elisa?" tanya Devan saat memasuki rumah setelah selesai makan malam dengan Kiara.

"Gue mau bicarain tentang proposal yang kemarin sore lo kasih ke gue," ucap Elisa yang membuat Kiara bertanya-tanya entah pada siapa.

Karna, yang Kiara tau adalah Devan rapat dengan anggota BEM kemarin sore hingga menyuruh Kiara pulang menggunakan ojek online dan tidak ada hubungannya dengan Elisa.

"Dikamar gue aja," ucap Devan yang membuat Kiara kesal dibuatnya, bisa bisanya membawa seorang gadis masuk ke dalam kamar.

"Devan," sentak Kevin dengan intonasi tegas seperti tidak suka dengan apa yang dilakukan oleh adiknya.

"Filenya di komputer kak, males turun ke bawahnya lagi," ucap Devan yang langsung pergi menaiki tangga bersama Elisa dibelakangnya.

"Gak, gak boleh, Kiara marah kalo bubu bawa Elisa ke kamar!" ucap Kiara dengan tegas.

"Terserah," ucap Devan yang kemudian pergi ke kamarnya yang juga kamar Kiara.

A/N

Menarik untuk dibaca? Vote
Terlalu alay? Stop, ini cuma imajinasi anak amatiran yang masih labil untuk bicarain tentang cinta, Ok?

PRESMAWhere stories live. Discover now