PRESMA || CHAPTER 06

97.4K 9.5K 375
                                    

❗DILARANG SILENT READERS❗

Cara menghargai sebuah karya adalah dengan memberi bintang, komentar dan memfollow author 🧊🐬.

‼️ HAPPY READING ‼️



Mendengar hal itu Devan langsung dibuat panik dan buru buru meninggalkan lapangan padahal ia ketua penyelenggara.

Devan pulang dengan mobilnya secara buru buru, menyerahkan semua tanggung jawab pada Gilang.

Sesampainya dirumah Devan mengecek seluruh ruangan tapi tetap saja Kiara tidak ada di dalam rumah, bahkan mobilnya pun tidak terparkir digarasi rumah mereka.

Devan akui dirinya salah telah mengusir gadis itu dengan bahasa yang sedikit kasar, tapi bukan berarti Devan benar benar membenci Kiara, ia hanya merasa butuh situasi yang tenang saat itu.

Akhirnya dengan perasaan khawatir Devan menghubungi Gilang untuk membantunya mencari keberadan Kiara.

Ia sudah bertanya pada Ocha tapi hanya dijawab Kiara tidak bersamanya. Bahkan sekarang baik Ocha atau pun Nara memberikan banyak pesan di whatsapp hanya untuk memaki maki kebodohan Devan.

"Lang, bilang ke anak BEM yang cowok cowok kalo masih ada di kampus dan bawa kendaraan suruh keliling kota sekarang, sementara suruh anak anak HIMA gantiin anak cowo BEM, bilang ke Kinar kalo gue pinjem anggotanya," jelas Devan kepada Gilang lewat sambungan whatsapp.

"Tempat Ocha kali kalo gak Nara, coba lo hubungin, soalnya gue gak ngeliat Nara dari tadi," ucap Gilang mencoba menenangkan Devan.

Masalahnya, Gilang tidak mau banyak ambil resiko jika ia meninggalkan lapangan untuk kepentingan pribadi.

"Nara dikampus sama Clarissa, tadi gue hubungin Ocha dia bilang lagi gak sama Kia," jelas Devan.

Penjelasan Devan langsung membuat Gilang bergerak cepat, ia langsung mengakhiri sambungan whatsapp dengan Devan dan menyuruh anggotanya untuk ikut membantu Devan mencari Kiara.

***

Devan pikir mengatakan hal seperti itu bisa tidak akan membuat kejadian fatal seperti ini, ternyata ekspetasinya salah, Kiara tetaplah Kiara yang akan dengan mudah salah paham atas semua tindakan yang Devan lakukan.

Waktu sudah menunjukan pukul duabelas malam dan mereka belum juga menemukan Kiara, sampai akhirnya panggilan telepon dari Gilang masuk ke ponsel milik Devan.

"Dev, kata Joseph dia nemuin mobilnya Kia dipinggir jalan, lokasinya udah di kirim ke grup," ucap Gilang yang langsung membuat Devan bergerak cepat menuju lokasi.

Sesampainya di lokasi Devan berserta anak anak lainnya turun dari kendaraan mereka masing masing dan berjalan menelusuri hutan. Sedangkan, beberapa diantara mereka mengendarai motornya untuk menelusuri jalanan yang sepi, sebagian lainnya menjaga kendaraan.

Ini merupakan jalan pintas untuk menuju ke perumahan tempat Devan dan Kiara menetap, jalanan ini memang sepi jika sudah pukul sembilan malam karna memang disekitaran sini sangat banyak hutan dan rawan terjadi begal, hal itu tentu saja membuat rasa khawatir Devan ada di level teratas.

Mungkin tadi siang Kiara mengkhawatirkan dirinya seperti ia sekarang mengkhwatirkan Kiara. Devan benar benar dibuat merasa bersalah karna mengusir Kiara dengan cara yang kasar apalagi di depan adik tingkatnya.

PRESMADonde viven las historias. Descúbrelo ahora