PRESMA || CHAPTER 04

101K 8.9K 78
                                    

❗DILARANG SILENT READERS❗

Cara menghargai sebuah karya adalah dengan memberi bintang, komentar dan memfollow author 🧊🐬.

‼️ HAPPY READING ‼️



Kiara tidak tau apa yang harus ia lakukan suasana hatinya benar benar buruk saat ini, yang ia lakukan sendari tadi adalah merebahkan tubuhnya dikasur lalu berguling kekanan atau kekiri jika bosan.

Ia terus memutar ulang vidio Clarissa dan Devan berulang ulang kali hingga tanpa sadar matahari sudah tenggelam sepenuhnya dan Kiara belum mandi bahkan melepaskan sepatu sneakersnya pun belum.

Tidak seharusnya ia mengharapkan Devan karna disini yang memiliki rasanya hanyalah dirinya, tidak dengan Devan. Rasanya Kiara benar benar merasa sangat malas melakukan aktivitas apa pun untuk saat ini.

Sekarang sudah pukul delapan malam tapi Kiara belum bergerak dari ranjangnya. Hingga suara mobil milik Devan sudah terdengar memasuki halaman rumah pun Kiara masih bersikap cuek.

Sedangkan Devan yang memasuki rumah dan melihat meja makan masih kosong merasa sudah paham akan situasinya saat ini, pasti Kiara sedang marah padanya.

Menjalani kehidupan selama tiga bulan bersama Kiara membuat Devan paham dengan sifat sifat aneh Kiara, ketika sedang merajuk, marah, kesal atau sedih.

"Bangun, makan," ucap Devan yang berdiri didepan pintu kamar.

Sekarang Devan sudah mengganti bajunya dengan piyama berwarna hitam, hampir pakaian Devan seluruhnya adalah warna hitam dan putih. Jika bukan karna Kiara yang sering menambahkan baju baju berwarna cerah dikamarnya mungkin nuansa walking closed milik Devan sangat membosankan.

Kiara termasuk gadis yang sangat memperhatikan penampilannya, bukan hanya dirinya tapi orang orang terdekat disekitarnya, bahkan jika ada satu luka kecil di tubuh Devan, Kiara akan marah pada si pembuat luka itu.

Terlebih jika Devan sampai terluka hingga mengeluarkan banyak darah Kiara sudah pasti akan menangis, seperti anak kecil yang merengek karna bonekanya robek.

"Gak laper!" ucap Kiara yang masih menutupi wajahnya dengan bantal, padahal jika boleh jujur Kiara merasa sangat lapar sekarang.

Tapi rasanya Kiara masih sakit hati karna perilaku Devan hari ini.

"Satu!" ucap Devan dengan jurus andalannya jika sudah mendengar perintah dari Devan, Kiara tidak berani menolaknya, jika ia menolak pasti akan berakhir dengan cara kasar.

Devan memang pemaksa dan kasar tapi ada banyak alasan mengapa Kiara menyukai laki laki itu.

Kiara yang mendengar kata kata adalannya si Devan pun menggerutu bahkan sesekali ia mengumpat, walaupun begitu Kiara tetap menurut.

***

Dimeja makan suasana masih hening, Devan yang tidak tau harus berbicara apa dan Kiara yang dengan bodohnya menunggu klarifikasi dari Devan.

Mana mungkin seorang Devan bersuara saat sedang makan, jika tidak ditanya ya pasti tidak akan berbicara.

"Bubu beneran pacaran sama Clarisa?" tanya Kiara sambil memanyunkan bibirnya ia sudah jengah melihat tingkah laku Devan.

PRESMAWhere stories live. Discover now