PRESMA || CHAPTER 12

88.1K 8.3K 585
                                    

❗DILARANG SILENT READERS❗

Cara menghargai sebuah karya adalah dengan memberi bintang, komentar dan memfollow author 🧊🐬.

‼️ HAPPY READING ‼️



Sepanjang perjalanan Kiara hanya berdiam diri, sambil menatap ke arah jendela, begitupun dengan Devan yang hanya diam sambil mengemudikan mobil.

"Marah?" tanya Devan yang memecah keheningan.

"Beneran marah?" tanya Devan sekali lagi karna tidak mendapatkan respon apa pun dari Kiara.

Gadis itu menatap ke arah luar jendela, melihat jalanan juga merasakan hembusan angin yang menerpa wajahnya.

"Terserah deh, saya gak paham sama pola pikir kamu," celetuk Devan yang langsung menaikan kecepatan laju mobilnya.

***

Sesampainya dilokasi Kiara langsung mendirikan tenda dengan Ocha yang membantunya.

"Kiy, lo gak marah ke Narakan?" tanya Ocha yang khawatir Kiara akan marah pada Nara karna asal mendaftarkan Kiara.

"Bukan salah Nara," jawab Kiara yang tau maksud baik sahabatnya.

Setelah selesai mendirikan tenda, Kiara tidur seharian, ia tidak mengikuti kegiatan dari siang hingga menjelang malam. Kiara, terus berdiam diri di dalam tenda.

Untungnya ini bukan kegiatan wajib. Jadi, tidak ada yang mempermasalahkan, baik anggota BEM maupun dosen yang membimbing.

Kiara duduk terdiam di depan tenda, sembari menatap ke arah pantai, udara dingin menerpa wajahnya tapi Kiara tetap diam tanpa ada tindakan mengambil selimut atau memakai jaket.

"Saya tau kamu gak suka sama Ayna, tapi cara kaya gini terlalu berlebihan, kamu bukan anak anak lagi Kia," ucap Devan datang dan duduk disampingnya.

"Bubu, gak suka ya sama Kia?" tanya Kiara tanpa mengalihkan pandangannya ke arah Devan.

"Saya gak bilang saya gak suka kamu. Tapi, saya juga gak bilang saya suka kamu," jawab Devan yang menatap wajah Kiara dari samping.

"Maksud bubu?" tanya Kiara yang menoleh ke arah Devan.

Kini bola matanya dan bola mata Devan saling bertemu, masing masing dari keduanya memiliki arti tersendiri dari tatapan itu.

"Kalo sikap kamu gini terus, bisa jadi saya akan bela Ayna dibanding kamu," jawab Devan yang kemudian berdiri dari duduknya dan pergi menjauh dari Kiara.

Sedangkan Kiara hanya tersenyum hambar menatap punggung Devan yang mulai pergi menjauh.

"Ngapain lo malem malem masih duduk diluar tenda? Masih galau?" tanya Reza yang kebetulan melewati tenda Kiara, sudah bisa ditebak jika Reza ingin mendatangi tenda Anala.

"Kepo banget sih lo," jawab Kiara singkat.

"Mau gue temenin?" tanya Reza yang membuat Kiara menatap tajam ke arahnya.

"Gak usah, gue lagi gak minat ribut sama Anala," jawab Kiara cetus.

"HAHAHAHA, yaudah kalo gitu gue mau ketempat Anala," ucap Reza yang kemudian pergi.

Sepi, sunyi adalah perasaan yang dirasakan Kiara saat ini dan itu membuatnya tenang. Tapi, entah mengapa ketenangan itu malah membuat dirinya merekam kembali kejadian tadi pagi.

"LAH KIA, LO DISINI?!" tanya Ocha dan Nara yang tiba tiba datang menghampiri Kiara.

"Udah gue bilang, tadi itu Ayna!" cicit Nara yang langsung mendapatkan cubitan di pinggangnya dari Ocha.

PRESMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang