PRESMA || CHAPTER 09

94.6K 7.7K 599
                                    

❗DILARANG SILENT READERS❗

Cara menghargai sebuah karya adalah dengan memberi bintang, komentar dan memfollow author 🧊🐬.

‼️ HAPPY READING ‼️



Hari ini kampus sedang dihebohkan tentang Kiara yang bertengkar dengan Ayna, dikoridor kampus.

"MAKSUD LO APA JELEK JELEKIN GUE DI DEPAN BUBU, GAK PUNYA OMONGAN LO SAMPE HARUS UMBAR KEJELEKAN ORANG LAIN?!" pekik Kiara sambil menunjukkan rekaman video, dimana Ayna menjelekan nama Kiara dihadapan Devan.

"Yang gue bicarainkan fakta! Ya, gak salah dong?" ucap Ayna yang kini menjadi bahan sorotan para mahasiswa/i karna telah mencari masalah dengan primadona Aseanic.

"Kalo lo mau sama bubu—"

"Eh plis ya gak usah bubu bubuan, kak Devan aja gak mau sama lo!" ucap Ayna yang memotong ucapan Kiara sambil memutar bola matanya jengah.

"Bubu terima terima aja tuh, lo aja sirik, iri dengki sama gue!" celetuk Kiara yang tidak terima, ingin rasanya ia menyuruh Devan mengkonfirmasi perihal hubungan mereka dihadapan Ayna agar kadal di hadapannya ini tidak mengusik nama baiknya.

Sayangnya Devan tidak sepeduli itu tentangnya.

"Kata siapa? YANG ADA JIJIK TAU GAK?!" ucap Ayna dengan lantang.

"Kok jadi lo yang gak trima?!" ucap Kiara naik pitam.

"IYALAH ORANG MANJA ALAY MENYE MENYE LEBAY KAYA LO, MANA MUNGKIN DISUKAIN KAK DEVAN, NGACA!!!" pekik Ayna dengan tatapan meremehkan.

"DARI PADA LO, CAPERNYA PAKE PURA PURA PINGSAN, MALU!!!" pekik Kiara balik.

"HEH! HEH! HEH! ADA APA INI PAGI PAGI SUDAH RIBUT!! KE RUANGAN SAYA SEKARANG, lagi lagi kamu Kiara!" sentak pak Malik yang memecah kerumunan.

***

Sesampainya di dalam ruangan Kiara menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Sedangkan, Ayna dirinya diserahkan dengan KAPRODI jurusannya.

Setelah hampir tiga puluh menit mendebatkan solusi tentang permasalahan ini, akhirnya Malik yang sudah merasa emosi berkesimpulan untuk menghubungi kedua orang tua Kiara.

"Halo slamat pagi, dengan orang tua Kiara Pahlefy, benar?" tanya Malik lewat sambungan telepon seluler.

"Disini malam," jawab Edgar dengan suara yang seperti tidak menyukai panggilan dari Malik.

"Oh mohon maaf, selamat malam pak," ucap Malik.

"Ya?" ucap Edgar dengan nada yang seperti tidak suka mendapat panggilan telepon saat malam hari begini.

"Begini pak Edgar, Kiara akhir akhir ini sering berperilaku buruk saat di kampus,"

"Terus masalahnya dimana?" tanya Edgar dengan cetus.

"Jadi begini saja pak, apa bapak bisa hadir ke kampus menemui saya untuk—"

"Kelakuannya juga buruk di rumah, apalagi kalo sama saya. Tapi, pernah gak saya panggil bapak untuk dateng ke rumah saya?" celetuk Edgar yang memotong pembicaraan.

'Kamu ini apaan sih Edgar!' cicit Clara dari sebrang sana yang langsung merebut ponsel dari tangan Edgar.

"Halo pak Malik, maaf ya pak. Papanya Kiara emang suka bercanda, jadi gimana ya pak tentang Kiara?" ucap Clara dengan suara lemah lembut membuat Edgar panas sendiri.

"Oh iya... gapapa, jadi begini—" ucap Malik yang menghentikan omongannya karna terdengar suara Edgar dari sebrang sana.

'Sayang pakek dulu bajunya, udah teleponan sama laki laki lain, padahal ngasih jatah aku baru lima puluh persen!' ucap Edgar yang membuat Kiara malu dibuatnya hingga salah tingkah sendiri, benar benar orang tuanya tidak tau situasi apa yang sedang terjadi disini.

'Edgar!' ucap Clara yang membuat Malik terdiam ditempat, benar benar keluarga tidak waras.

"Maaf ya pak, jadi bagaimana pak anak saya?" tanya Clara yang mengajak Malik untuk kembali ke percakapan.

"Tidak usah diteruskan bu, maaf menganggu waktunya," celetuk Malik dan langsung mematikan sambungan teleponnya dan  menyuruh Kiara untuk meninggalkan ruangan.

***

Hari ini kampus terlihat lebih ramai dari biasanya, dan hari ini pula Devan akan disibukan oleh rapat tentang kegiatan perkemahan.

Kiara tidak sadar bahwa kelas sudah berakhir, selesai dengan permasalahannya hari ini Kiara memutuskan untuk tidur dikelas seharian.

Ya ini sebenarnya merupakan hal yang biasanya memang dilakukan oleh gadis itu, Kiara akan tertidur jika penjelasan dosen membuatnya mengantuk.

"Kia ini ada titipan dari anak kelas sebelah," ucap Reza yang merupakan playboy cap badak yang kini terdaftar sebagai kekasih Anala. Sialnya, Kiara dan Reza teman sekelas  dan itu sukses membuat Anala selalu berpikir buruk tentang Kiara.

"Bunga? Dikira gue mau meninggal!" ucap Kiara yang tidak suka dengan bunga tapi untuk menghargai orang yang memberinya bunga ia akan menerimanya.

Lumayan pikirnya, ia jadi tidak perlu membelikan Devan bunga sebagai ucapan selamat atas berakhirnya OSPEK.

"Perlu ucap aamiin gak nih gue?" tanya Reza yang langsung terkena tatapan tajam milik Kiara.

"Rezaa!" sentak Kiara sambil berjalan menuju pintu keluar.

***

Setelah dosennya izin tidak hadir, Kiara berniat untuk berkunjung ke suatu tempat.

Tempat dimana biasanya Kiara, Ocha dan Kevin yang merupakan salah satu teman dekat, menghabiskan waktunya disana.

Sebenarnya dulu Kiara dilarang keras oleh kedua orangnya agar tidak dekat dengan Kevin.

Karna, Kiara sangat tergila gila oleh clubbing. Kiara merupakan manusia yang mudah dipengaruhi dan Kevin memiliki seribu satu cara untuk mempengaruhi Kiara.

Tapi menurut Kiara itu adalah hal yang menyenangkan, ia menyukai aktivitas menari ditengah dentuman musik sambil menikmati minuman berakohol, Kiara juga sadar bahwa Edgar pun pecinta clubbing saat masih muda. Bahkan, sampai pernah berkeinginan menanam saham.

Tapi semua berubah setelah hari kelulusan, Kevin menghilang tanpa kabar.

"Ayo, nulis surat!" ucap Ocha yang ternyata sudah berada di dalam rumah pohon, ia datang lebih dulu dibanding Kiara ternyata.

Seperti kebanyakan anak remaja pada umumnya, mereka juga membuat rumah pohon sebagai markas bermain.

"Tungguin gue, Ocha!" ucap Kiara yang kemudian berlari menaiki tangga untuk sampai keatas.

A/N

Menarik untuk dibaca? Vote
Terlalu alay? Stop, ini cuma imajinasi anak amatiran yang masih labil untuk bicarain tentang cinta, Ok?

PRESMAWhere stories live. Discover now