PRESMA || CHAPTER 15

89.3K 7.3K 327
                                    

❗DILARANG SILENT READERS❗

Cara menghargai sebuah karya adalah dengan memberi bintang, komentar dan memfollow author 🧊🐬.

‼️ HAPPY READING ‼️



Pukul dua pagi Devan terbangun dari tidur nyenyak, ada sesuatu hangat menimpa tangannya, Devan meraba ke arah pipi Kiara.

Wajah itu terasa panas ditangan Devan, mungkin gadis itu sakit karna kejadian tadi sore. Akhirnya, perlahan Devan memeluk Kiara dan ikut tertidur sambil sesekali mengelus lembut pucuk kepala gadis itu.

***

Saat bangun pagi, waktu sudah menunjukkan pukul delapan, tapi Kiara sudah menghilang dari ranjang.

Devan berjalan kearah meja makan, sudah tersedia sandwich bersama susu vanila, dengan sticky note yang tertempel di gelasnya.

'Bubu jangan lupa minum susu!'

Devan hanya menarik ujung bibirnya, ia kemudian berjalan kearah pintu kulkas dan ternyata sticky note juga terpasang disana.

'Jangan makan es krim pistachio pagi-pagi!'

Bodohnya Devan menuruti perintah sticky note itu. Akhirnya, setelah selesai makan dan mandi ia memutuskan untuk pergi ke kampus.

Devan berjalan menuju ke arah nakas ruangan utama, dimana ada sebuah gantungan untuk menggantungkan kunci mobil dan juga motor, baik milik Kiara atau pun Devan.

Disana pun terdapat sticky note dan kotak kecil yang berisikan obat obatan.

'Jangan bawa motor, hari ini cuacanya gak baik!'

'Semalem bubu demam, waktu Kiara peluk tangan bubu, Kiara ngerasa panas, jadi bubu jangan lupa di minum obatnya yaa!'

Padahal sudah jelas sumber panas berasal dari dirinya tapi Kiara justru menganggap bahwa Devan yang sedang sakit.

***

"Bapak sayakan udah bilang dendanya saya bayar," ucap Kiara yang masih beradu argumen dengan Mario.

Ya, sepagi-pagi ini Kiara sudah berada di kantor milik Mario hanya demi sepucuk surat pembatalan kontrak kerjasama.

"Saya malas cari model lain, bukannya ini termasuk impian kamu?" tanya Mario sambil fokus membaca berkas.

"Bapak, Kiara pasti bakal bayar berapa pun dendanya, tapi tolong bapak acc pembatalan kontrak kerjasamanya," ucap Kiara yang sudah menghentak-hentakan kakinya

"Hm, sepuluh permintaan!" ucap Mario yang tertarik jika harus berkenalan lebih dekat dengan gadis yang pertama kali menolak permintaan kerjasama diperusahaan miliknya.

"Oke, Kia setuju!" ucap Kiara tanpa pikir panjang lagi.

"Oke, saya batalin setelah kamu nepatin janji kamu," ucap Mario.

Sepagi ini Kiara sudah berada di kantor milik Mario bahkan karyawan diperusahaan ini pun belum semuanya hadir. Kurang penurut apa Kiara pada Devan? Tapi, selalu tidak dianggap.

"Ikut saya belanja di supermarket," ucap Mario yang secara tiba-tiba.

"Sekarang?" tanya Kiara yang langsung mengikuti langkah kaki Mario.

PRESMAWhere stories live. Discover now