PRESMA || CHAPTER 40

100K 7.6K 843
                                    

Sejak dikabarkan bahwa Kiara telah siuman, Devan langsung pergi ke rumah sakit tempat Kiara dirawat, jantung Devan berdegup sangat kencang setelah mengetahui bahwa Kiara telah melewati masa kritisnya.

"Devan," ucap Kiara ketika Devan memasuki ruangan tempat Kiara dirawat.

Devan yang mendengar namanya dipanggil oleh Kiara merasa ada yang aneh, seperti ada perasaan kesal tersendiri sekaligus tidak terima.

"Devan?!" ucap Devan seakan tidak yakin akan Kiara yang memanggil namanya.

"Nama lo Devankan?" tanya Kiara sambil menatap wajah Devan yang sangat dingin.

"lo?" ucap Devan yang seakan merasa sangat aneh ketika Kiara bicara lo-gue dengannya.

"Kiara kamu sakit, otak kamu kayanya ada yang salah, tadi udah dicek dokter?" tanya Devan sambil menatap tajam kedua mata milik Kiara.

Renata dan Arjuna sudah tau akan permasalahan Devan dan Kiara, mereka lebih memilih untuk mendukung semua keputusan Kiara. Sedangkan orang tua Kiara, Clara dan Edgar mereka masih kesal akan gadis bernama Elisa yang kini tidak tau dimana keberadaannya.

Sekarang semuanya berkumpul diruangan milik Kiara.

Mario dan Kevin yang masih sempat sempatnya membawa playstation ke rumah sakit dengan alasan agar tidak bosan.

***

"Ed, masa tadi aku mau bayar biaya rumah sakit malah katanya gak usah, gimana sih rumah sakit kamu ini, gak jelas banget deh!" ucap Clara yang tiba-tiba memasuki ruang rawat inap Kiara dengan wajah kesal.

Ya, kini semuanya tengah mengadakan makan siang bersama kecuali Clara yang izin untuk mengurus biaya pengobatan Kiara.

"Wah, gak bener ini rumah sakit ngadain diskon tanpa ngasih tau pemiliknya," ucap Edgar yang berdiri dari sofa tempat duduknya.

Sedangkan yang lain hanya bersikap cuek karna sudah terbiasa dengan tingkah aneh keduanya. Bahkan, Devan sekarang tengah tertidur di kursi sofa dengan Arsen yang ikut tertidur diatas tubuhnya.

"Justru karna om sama tante yang punya rumah sakit makanya di gratisin, gimana sih?!" ucap Samudra yang kesal karna konsentrasinya yang tengah merakit robot iron man milik Arsen jadi terpecah.

"Emang iya? Loh, tau gitu setiap sakit kesini ajalah gak perlu bayar," ucap Edgar dengan santainya.

"Ed, kamu ini gimana sih, kamu bayar gih, aku gak terima ya kalo di gratisin, ini udah termasuk penghinaan!"

"Ini kaya semua uang kita tuh gak ada harga dirinya, disini! Sana kamu bayar sekalian marahin pegawainya, orang mau bayar kok malah gak dibolehin," ucap Clara yang menghentakan kakinya kesal sambil menyerahkan gepokan uang ke Edgar.

Renata dan Arjuna hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan Clara dan Edgar, bisa-bisanya manusia seperti ini terkenal dengan kepintarannya didunia kedokteran.

***

Langit sudah menggelap bahkan semuanya sudah meninggalkan ruangan Kiara untuk pergi beristirahat, termasuk Samudra yang katanya ada urusan dengan teman-teman geng motornya.

"Queen, gue pergi dulu ya," ucap Samudra sambil mengelus pucuk kepala Kiara dihadapan Devan, sedangkan Devan yang melihatnya berusaha bersikap cuek agar tidak terlihat jika ia sedang menahan marah.

PRESMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang