4

27.1K 2.5K 22
                                    


Selamat membaca!!!

Jangan lupa kasih dukungan kalian supaya aku semangat updatednya 🔥

Menunggu kedatangan Narka itulah yang sedang Rayta lakukan sejak tadi. Gadis itu melirik ke arah Edwin yang berdiri di sisi sofa singel yang ia tempati.

"Edwin apa ayahku tidak akan datang ke sini?" akhirnya Rayta memberanikan diri untuk bertanya hal itu pada Edwin.

Edwin melirik nonanya sebelum berkata."Hari ini ada kunjungan dari keluarga Jorell, karena hal itu tuan besar tidak bisa berkunjung untuk menemui anda."

Jika keluarga Jorell bukankah itu keluarga si ular cantik. Jadi saat ini mereka sudah datang ke tempat ini. Rayta melirik jendela kamarnya ini masih siang hari, menurut alur novel seharusnya keluarga itu datang saat malam hari ke kediaman keluarga Kinsey ini.

"hah... " Rayta menghela nafas berat. Membuat Edwin menatap nonanya penuh tanda tanya. "Apa ada yang anda butuhkan nona?"

"ya,"jawab Rayta sambil menatap Edwin."Aku ingin keluar dari sini."

"Jika itu saya tidak bisa mengabulkan nya."

Rayta mendegkus mendengar jawaban Edwin. Kenapa repot-repot bertanya apa yang ia butuhkan jika pada akhirnya jawabnya tetaplah sama. Beberapa waktu bergulat dengan pikirannya Rayta akhirnya menemukan cara untuk bisa keluar dari kamarnya.

"Edwin apa kau bisa membawakan ku jus strawberry?"

"jus strawberry?" ulang Edwin tidak yakin,"Bukankah anda sangat tidak menyukai buah itu nona??"

Suasana di kamar itu untuk beberapa waktu senyap. Sampai kemudian terdengar tawa hambar dari Rayta sebelum ia berhenti dan berkata dengan nada datar.

"Apa sekarang kau berani membantah keinginanku? Lakukan apa yang aku suruh tanpa banyak bicara, dan ya Strawberry yang harus kau gunakan harus masih segar jika bisa strawberry itu harus di petik langsung dari kebunnya."

Edwin menarik sudut bibirnya ke atas. Ia suka nonanya yang seperti ini, Watak Keras kepala dan tidak ingin di bantah inilah sifat asli nonanya yang Edwin kenal bukan sifat lemah lembut penuh perhatian yang kerap kali gadis itu perlihatkan pada Reymond.

"Satu hal lagi tambahkan es sebanyak seratus buah," Rayta tersenyum aneh."Gelas yang kau gunakan juga harus berukuran sedang dan jangan sampai jus strawberry itu tumpah ataupun es di dalamnya berkurang sedikitpun." Rayta sengaja memperumit keinginannya agar ia punya banyak waktu untuk melarikan diri.

"Baik nona." selepas berkata demikian Edwin berjalan pergi kearah pintu keluar sama sekali tidak terlihat risih oleh permintaan nyeleneh gadis itu.

"Dalam prolog novel aku tahu Rayta asli memiliki sifat keras kepala yang tidak ingin di bantah oleh siapapun saat menginginkan sesuatu, tapi aku tidak percaya Edwin akan dengan mudah menuruti keinginan anehku." Rayta berucap pelan sambil melangkah mendekati kaca jendela balkon.

Dari atas balkon, Rayta seperti mendengar suara seseorang yang memanggil namanya.

"Ssstt... nona Rayta, nona di sebelah kiri anda."

Rayta menoleh dan hampir saja berteriak keras melihat seorang gadis berpakaian pelayanan sedang memanjat dinding kamarnya.

"Apa yang kau lakukan di sana?" teriak Rayta tertahan.

Gadis pelayan itu tersenyum lebar sebelum memanjat tepi balkon kamar Rayta dengan mudah seolah-olah dia sudah sering melakukan hal tersebut. Rayta kini memandang aneh pelayan tadi yang menyebut namanya sebagai Deirara. Kerap dipanggil Rara pelayan pribadi Rayta yang baru saja pulang dari kampung halamannya.

Nyasar Di Novel BL ✓Where stories live. Discover now