17

15.2K 1.5K 58
                                    

Selamat membaca!!!
Jangan lupa kasih dukungan kalian 🔥
Tandai typo?

Part 17; Beginning and end


Alma memegang pipinya yang barusan di tampar oleh Rayta, sepasang netra biru gadis  itu terlihat berkaca-kaca.

“Rayta.” Alma berkata sambil menahan air matanya yang akan mengalir, satu tangannya menunjuk  wajah Rayta.“Aku akan mengadukan perbuatan kejam mu pada ibuku. Lihat saja nanti apa yang akan ibu perbuat padamu sialan.”raungnya  marah seraya berlari pergi dari tempat itu.

Setelah kepergian Alma, Rayta tertawa geli melihat tingkah laku gadis remaja itu, Rayta kira Alma adalah tipe gadis yang akan melawan balik ketika diserang ternyata dugannya salah Alma hanyalah anak kecil yang suka mengadu pada ibunya.

“Baiklah semuanya kembali bekerja.” Rayta bertepuk tangan satu kali sambil menatap para pegawainya.

Mereka para pegawai di butik itu menunduk singkat sebelum kembali beraktivitas ke pekerjaan masing-masing.

“Nona Rayta.” Gea memanggil dengan nada ragu, “Nona anda yakin akan baik-baik saja. Saya takut nona Alma mengadu yang tidak-tidak pada nyonya Sabrina.”

Rayta tersenyum kecil dan menyentuh pelipis kepalanya dengan satu jari seraya berkata, “Jika bibiku masih mempunyai otak untuk berpikir dia tidak akan mudah terprovokasi hanya karena tingkah laku anaknya yang tidak dewasa.”

Gea terbatuk kecil mendengar penuturan nona mudanya yang tidak seperti biasa. Dulu jika nona Alma datang dan menginginkan satu atau malah lebih dari tiga pakaian dan Aksesoris dari tempat ini nonanya tanpa berpikir panjang akan memberikan barang-barang itu. Apalagi nonanya begitu haus  akan kasih sayang dari bibinya setelah nyonya besar meninggal. Tak jarang Gea melihat nonanya selalu mencoba yang terbaik untuk bisa mendapatkan setitik kasih sayang dari bibinya meskipun itu semua palsu.

Sedangkan di ujung ruangan lain lelaki dengan pakaian kasualnya menyeringai sambil berkata,“Rayta, dalam waktu singkat ini kau  berubah menjadi lebih dewasa.”

Jey mengangkat bahu acuh seraya berbalik pergi dari tempat yang beberapa waktu lalu menyuguhkan drama seru yang tak mungkin bisa ia lewatkan.

“Tidak ada kabar dari Master, apa Reymond telah kembali?” Jey bergumam lirih disela langkanya. Ia kemudian menarik napas panjang, “Ah, aku  jadi tidak sabar untuk memberikan pelajaran pada Reymond besok.” Jey terkekeh gila setelah mengatakan hal itu.

****

“Kakak benar-benar akan pergi ke sekolah? Kenapa tidak beristirahat saja di rumah?!”

Reymond tersenyum tipis menanggapi ucapan Rayta, tangan lelaki itu bergerak membawa tas ransel miliknya. Reymond berbalik menatap Rayta yang berdiri di ambang pintu dengan kedua tangan terlipat.

“Kakak baik-baik saja, lagipula kakak tidak ingin tertinggal jauh dari murid-murid di kelas.”

Rayta mendegkus mendengar jawaban Reymond. “Apa salahnya membolos satu hari, itu juga tidak akan menurunkan peringkat nilai kakak.” gerutunya kesal.

“Jangan terus menggerutu, ayo pergi.”

Dengan enggan Rayta merangkul lengan Reymond dan berjalan menelusuri lorong. Sampai di luar mansion Rayta di suguhkan penampakan lelaki tampan berkacamata hitam yang berdiri di depan mobil berwarna violet yang terparkir rapi tepat di depan halaman pintu mansion.

“Falcon?” Gumam Rayta tak percaya, “Apa hari ini dia tidak bekerja?”

“Selamat pagi, Kak Falcon.” Suara Reymond yang menyapa Falcon membuat Rayta tersadar.

Nyasar Di Novel BL ✓Where stories live. Discover now