40 {END}

17.9K 868 39
                                    

Selamat membaca dan sampai jumpa lagi 🖤

Tandai typo, ya.🤗

“Kandungan anda baik-baik saja,” ucap dokter Sarah, dia lalu tersenyum penuh arti, “Tapi ingat satu hal ini, lain kali jika ingin melakukan hubungan suami- istri jangan bermain terlalu kasar.”

Rayta berdehem pelan dan tertawa kecil untuk menyembunyikan rasa malunya.  Ini semua salah binatang buas itu.

Kemudian Rayta berpamitan pergi pada dokter Sarah, dokter wanita paruh baya bersurai pirang dengan mata berwarna  biru cerah dan wajahnya masih terlihat cantik diusia tuanya. Dokter Sarah selalu mengingatkan Rayta pada Kakaknya Reymond karena wajah mereka sangat mirip satu sama lain.

Namun sebelum Rayta pergi dokter Sarah memberikan beberapa vitamin ibu hamil pada Rayta yang baru dokter Sarah pesan, sesaat setelah dua minggu lalu dia  tahu bahwa Rayta telah hamil selama satu bulan. Ketika Rayta keluar dari ruang kerja Dokter Sarah, Rayta dikejutkan dengan Falcon yang berdiri di hadapannya.

“Falcon?” panggil Rayta pelan, “Kenapa kamu datang ketempat ini, Apa kamu tidak enak badan?” tanya Rayta khawatir.

Kelopak mata Falcon yang sejak tadi asik terpejam kini terbuka memperlihatkan sepasang netra emas yang memandang Rayta dengan dingin.

“Rayta kenapa kamu menyembunyikan hal sepenting ini dariku?” tubuh Rayta mendadak kaku ketika melihat alat tes kehamilannya ada di tangan Falcon.

Rayta membuang pandangan matanya kearah lain, dia lalu berkata getir. “Kamu ingat saat kita baru menikah, kamu mengatakan tidak butuh hal apapun lagi selain diriku. Kamu bahkan mengatakan tidak akan ada tempat untuk seorang anak diantara kita.”

Lalu Rayta kembali menatap Falcon, “Aku tidak ingin kamu menyuruhku untuk menggugurkan anak ini, jika kamu tidak menginginkannya aku bisa pergi dari sini dan membesarkannya seorang diri. ”

Rahang Falcon mengeras mendengar ucapan terakhir Rayta. Dia kemudian menarik kedua bahu Rayta dan mencengkeramnya sedikit keras.

“Rayta, aku memiliki alasan kenapa aku tidak menginginkan seorang anak. Aku bukannya benar-benar tidak menginginkannya, apalagi jika itu anak kita berdua mana mungkin aku tidak menginginkannya.” nada bicara Falcon berangsur-angsur melembut, dia lalu melepaskan cengkraman tangannya pada bahu Rayta.

Falcon melangkah mundur dan menghela nafas mencoba untuk tetap tenang.

“Alasan apa Falcon? Aku ingin mendengarnya.” tanya Rayta masih dengan nada bicara yang tak bersahabat.

“Aku memiliki riwayat penyakit jantung bawaan dari ibuku.” satu kalimat itu membuat Rayta terkejut, Rayta melupakan informasi yang dia baca di dalam novel mengenai penyakit Falcon, “Aku takut dan aku tidak ingin anak kita mengalami penderitaan yang sama denganku.”

Rayta masih belum bicara, lidahnya terasa kelu. Untuk mengeluarkan sepatah katapun rasanya sulit.

“Tapi, jika kamu memang sangat menginginkan anak ini... Kita bisa merawatnya bersama- sama, kita bisa saling menguatkan satu sama lain jika anak kita memiliki penyakit yang sama denganku.”

Rayta merasa suara Falcon terdengar sedikit bergetar. Rayta baru melihat sisi Falcon yang lemah seperti ini. Rayta kemudian mendogak tatkala merasakan sentuhan lembut di kedua pipinya.

Nyasar Di Novel BL ✓Where stories live. Discover now