12

18.3K 2K 111
                                    

Selamat membaca!!!
Jangan lupa kasih dukungan kalian 🔥

Lelaki bersurai pirang dengan sepasang netra Emerald tajam itu mengerjap pelan, lelaki itu sudah mengganti seragam sekolahnya yang kotor dengan pakaian  santai.

Callix tersenyum bengis menatap pantulan wajahnya di depan cermin, ia menyugar rambutnya kebelakang dan mengacak-acaknya agar terlihat lebih berantakan. penampilan Callix berbanding terbalik dengan Reymond yang kerap kali berpenampilan rapih dan sopan. Callix bahkan menindik sebelah telinganya dan memasang  anting perak berbentuk tombak.

“Master.” Suara yang memanggilnya itu terdengar penuh kelegaan dan rasa senang.

Callix menoleh ke ambang pintu yang setengah terbuka dan mengernyit, ia berusaha mengigat orang yang berdiri di ambang pintu masuk. 

“Siapa?”

“Saya Matteo, tangan kanan anda.”

Satu alis Callix dengan piercing  berwarna perak terangkat.“Matteo?” dia kemudian kembali berkata,“Apa  kau operasi plastik, wajah mu berubah.”

Matteo di ambang pintu menghela napas. Di sisi lain Matteo merasa cemburu karena atasannya lebih mengenali Jey. Orang yang bahkan baru 4 tahun mengenal tuanya dibandingkan Ia yang sudah bekerja sedari tuanya  berusia 5 tahun. Bisa dikatakan ia seperti bekerja sebagai asisten untuk dua orang yang berbeda dalam satu tubuh.

“Teganya  anda mengatai saya. Satu-satunya orang yang berada di sisi anda lebih awal daripada si Jey itu Master.”Matteo terisak dramatis di ambang pintu.“Saya, saya berjuang keras untuk bisa mendapatkan anda kembali.”

Callix terlihat tidak tergugah maupun merasa kasihan, lelaki itu berjalan menuju sofa dan duduk di sana. “Aku ingin tahu, apa yang terjadi selama aku tidak ada di sini?”

Matteo menghentikan aksi protesnya tatkala sebuah berkas tebal menimpa kepalanya. Jey dari belakang Matteo tersenyum mengejek sebelum melangkah masuk kedalam.

“Master~ tanyakan saja apapun yang anda inginkan pada saya, Karena Matteo tidak terlalu baik dalam mencari informasi.”

“Hei... Jangan mengambil pekerjaan ku juga. Jey.”

Jey tak membalas ucapan penuh dendam Matteo. Lelaki bersurai perak itu menyimpan setumpuk berkas di atas meja sofa.

“Ini sudah tiga tahun berlalu sejak anda tidak muncul-muncul.” Jey terkekeh kecil,“Anda tahu Reymond sama sekali tidak bisa diandalkan. Dia terlalu penakut.”

“Jey!”

Jey menoleh membalas tatapan tajam Callix. “Jangan membahas anak itu.”

Jey tersenyum kecil, ia menepuk tangannya satu kali. “Baiklah jika itu yang anda inginkan, anda pasti tidak ingin membahas orang yang tidak berguna itu.”

Tiba-tiba sekelebat ingatan di umurnya yang keempat belas tahun terlihat, hari Rabu tanggal 24 April tahun 2019, Kenangan di hari itu bergulir bak film bioskop mengerikan yang terlihat nyata. Tubuh Callix menggigil penuh kemarahan mengingat hari mengerikan itu, di mana ia di paksa oleh keadaan mental untuk  bertukar posisi dengan Reymond.

“Dimana orang-orang itu?!”

Jey menyeringai mendengarnya, sedangkan Matteo sudah bersikap waspada saat melihat bola mata Callix berubah gelap dan penuh niat membunuh.

“Di penjara bawah tanah gedung ini, selama tiga tahun mereka tidak pernah keluar dari sana Master.” ucap Jey seraya terkekeh kecil diakhir. “Saya juga sedikit bermain-main bersama mereka. Anda pasti akan menyukainya juga, karena kita memiliki sifat yang mirip Master.” bak orang gila Jey terkekeh semakin kencang.

Nyasar Di Novel BL ✓Where stories live. Discover now