13

18.5K 1.9K 53
                                    

Selamat membaca!!!
Jangan lupa kasih dukungan kalian 🔥

Tandai typo!!

Kepala Rayta sedikit menyembul dari sela pintu rahasia, ia kemudian keluar dan  mengintip situasi kamarnya dari sela rak  buku koleksinya yang menghalangi jarak pandang antara kamarnya dan ruangan yang ia tempati. Melihat tidak ada tanda-tanda Reymond, gadis bersurai violet itu menghela napas lega.

Rayta lalu menoleh ke belakang. “Kakak sudah pergi.” ucap Rayta.

“Syukurlah.” Rara menghela napas lega sebelum sepasang netra cokelatnya membola lebar mengetahui jaraknya dengan Ares cukup dekat.

Rara kemudian berlari kebelakang tubuh Rayta,“Nona saya takut.” bisik Rara lirih.

Aku juga takut, aku bahkan belum mengenal orang ini lebih jauh. Dalam hati Rayta bicara, namun dipermukaan ia sebisa mungkin bersikap tenang mengahadapi Ares. 

“Ares.” panggil Rayta dengan nada lembut.

Ares merespon dengan baik lelaki muda yang Rayta kira berumur tiga tahun lebih tua darinya terlihat menoleh dan tersenyum manis padanya.

“Iya, Master.” jawab Ares terdengar senang.

Rayta berdehem pelan ia lalu berucap hati-hati, “Begini karena situasiku kurang baik sekarang. Aku harus pergi keluar dulu, jadi kau---”

“Tidak Master jangan tinggalkan saya lagi, Ares takut sendiri.”

Mendengar ucapan Ares, Rayta menggaruk tengkuknya tak enak. Di satu sisi mana mungkin ia tidak keluar dari tempat ini bisa-bisa orang-orang Rumah akan mencarinya dan mungkin Ares dan kelakuan bejat Rayta asli akan ketahuan oleh mereka semua.

“Aku janji setelah ini kau bisa keluar dari tempat ini dan kau tidak akan sendirian lagi. Ares kau akan bebas tidak akan terkurung di tempat ini.” ucap Rayta meyakinkan.

Ares terlihat tak bergeming. Malah aura lelaki itu terlihat lebih gelap tidak seperti sebelumnya.

“Master ingin membuang saya ?”  Ares mendogak menatap Rayta dengan mata berkaca-kaca. “Master anda berjanji akan selalu bersama saya, lalu kenapa master membuang saya seperti yang lain. Jika master tidak menginginkan saya, maka saya mati saja.”

Setelah mengatakan hal tersebut Ares lalu mengarahkan sebilah pisau yang sedaritadi Lelaki itu sembunyikan pada area lehernya.

“Tidak, jangan lakukan itu.” Rayta dengan cepat mengambil alih pisau yang berada di tangan lelaki itu, mengabaikan luka gores pada lengannya Rayta berkata, “Aku tidak membuang mu. Aku hanya ingin kau hidup dengan baik di luar sana.”

Suasana hening untuk beberapa waktu. Sampai suara Isak tangis terdengar dari lelaki bersurai cokelat.  “Saya tidak ingin pergi dari sisi Master.” Ares berjalan mendekat dan memeluk erat tubuh Rayta tanpa bisa Rayta cegah, “Master jangan membuang saya, izinkan saya bekerja untuk Master.”

Lagi-lagi hanya penolak yang Rayta dapatkan dari lelaki ini, Rayta menepuk pelan punggung Ares, lantas ia mendorong tubuh lelaki itu menjauh.

“Baiklah, aku akan memperkerjakan mu di sisiku. Tapi izinkan aku keluar dari tempat ini dulu. Orang-orang rumah pasti sedang mencari ku sekarang.” ucap Rayta  mencoba memberi pengertian pada Ares.

Ares tersenyum kecil, “Baik Master, Ares akan selalu menunggu Master kapanpun Master datang.”

Rayta tersenyum canggung menanggapinya. Ia lalu menarik tangan Rara untuk keluar. Tapi, sebelum itu Rayta berbalik kebelakang.

Nyasar Di Novel BL ✓Where stories live. Discover now