36

8.1K 801 9
                                    

Selamat membaca!!!!

Satu Minggu berlalu, Rutinitas Rayta tidak berubah.

Setiap pagi, dia pasti berjalan-jalan menyusuri taman belakang mansion keluarga Britta. Jey, menyuruhnya untuk bersantai dan menghilangkan stress.

Kalian pasti bertanya-tanya mengapa dia bisa berada di Mansion keluarga Britta, tentu saja ini ulah Jey yang membawanya secara paksa setelah memberikan hasil tes DNA pada  Reymond dan seluruh inti keluarga Kinsey.

Rayta tak bisa berkata banyak, Selain mengikuti Jey. Karena keluarga Britta tak terikat oleh perjanjian pernikahan antara kedua keluarga. Dia pikir dengan cara ini dia juga bisa membatalkan pertunangannya dengan Falcon.

Udara pagi ini cukup sejuk, Langitnya biru. Rayta mengarahkan satu telapak tangannya ke atas menghalangi sinar matahari.

“Kak Reymond sudah tidak seperti dulu lagi, dia sudah baik-baik saja sekarang. Lalu  apa yang harus aku lakukan di dunia ini?”Rayta tersenyum samar dan memilih kembali berjalan menuju Gazebo taman.

“Nona peri, apa kabar?”

Rayta menoleh dengan satu alis terangkat,“Tundra?”

Sudah lama sejak Rayta tak bertemu dengan Tundra. Tundra sepertinya punya waktu yang sibuk. Lalu kenapa dia bisa ada di mansion ini.

Tundra mengulas senyuman kecil,“Sepertinya, belakangan ini kau tambah kurus?” 

“Benarkah?” Rayta menyentuh pipinya sendiri, dia lalu menggeleng kecil, “Tunggu, kenapa kau bisa ada di sini?”

“Jey dan aku berteman dekat, tentu saja sebagai teman yang baik, aku datang berkunjung untuk melihat adik barunya yang cantik.”

Rayta bergeser tatkala Tundra memajukan tubuhnya.“Sudah lama kita tidak bertemu kau masih sama saja, Tundra.”

“Tentu saja, aku tidak akan jual mahal seperti Falcon.” jawab Tundra di sertai kedipan nakal yang membuat Rayta memutar bola mata bosan,“Ah, ngomong -ngomong tentang Falcon dia kemarin sudah pergi ke Italia.”

“Italia?” ulang Rayta,“Ternyata dia sudah pulang,'ya.”gumamnya pelan.

Rayta menghela napas panjang, Rayta kembali berjalan menuju Gazebo bersama Tundra di sampingnya.

“Wah, aku tidak menyangka senior bisa begitu perhatian padamu. Biasanya dia selalu bersikap sinis dan dingin.” kata Tundra sambil membawa beberapa kue cantik yang tersaji di atas meja.

“Kue ini manis” Tundra yang duduk di ujung meja berkata kembali setelah memakan kue itu, dia menatap dalam wajah Rayta,“Tapi, lebih manis lagi gadis yang duduk di hadapanku ini.”

Rayta tersenyum masam, lalu melempar beberapa kue bolu pada Tundra.

“Aku pikir mulut mu lah yang lebih manis dan beracun, Tundra.” dia kembali berkata,“Berhenti bicara dan makan saja.”

Tundra mencebik,“Aku berkata sungguh-sungguh nona peri.”

“Aku juga berkata sungguh-sungguh saat mengatakan untuk diam.” akhirnya Tundra berhenti bicara, sebaliknya dia menyodorkan kue ditangannya pada mulut Rayta.

Melihat mata penuh harapan Tundra Rayta lalu berkata,“ Baiklah satu kali saja.”

Rayta lalu memakan kue yang di sodorkan oleh Tundra.

Tundra tertawa kecil, akan lebih bagus lagi jika kita setiap hari bisa  seperti ini, Rayta

****

Nyasar Di Novel BL ✓Where stories live. Discover now