34

7.3K 725 6
                                    

Selamat membaca jangan lupa tinggalkan jejak

Tandai typo?

“Kau sudah bangun.” 

Rayta menoleh ke samping kanannya, melihat seorang lelaki berpenampilan familiar di ingatnya.

“Bukannya kau orang yang ada di taman bermain hari itu?”

Noir tersenyum kecil, mengetahui kalau Rayta tak melupakannya meksipun dia dan gadis ini hanya bertemu satu kali. Namun rasa senangnya tak bertahan lama saat dia mengingat misi dari tetuanya.

“Ikuti lorong ini lalu di persimpangan kau bisa berbelok ke arah kiri, di sana akan ada kakakku si rambut gondrong kau bisa mengikutinya untuk keluar dari villa ini.”

Sejenak Rayta tampak tak percaya. Mengapa lelaki ini membantunya?

“Tetua keluarga Grady dia tuan yang aku layani, apa sekarang kau bisa mempercayaiku?” tanya Noir tatkala menyadari raut wajah penuh rasa waspada dari gadis yang duduk di sampingnya.

“Jadi kau orang kakek kino.”

“Benar. Jadi Cepat pergi dari sini.” ucap Noir sambil membantu Rayta untuk berdiri.

Sebenarnya Rayta masih memiliki urusan lain di tempat ini. Namun untuk saat ini Rayta akan pergi lebih dulu dari tempat ini.

“Noir!!! Apa yang kau lakukan di tempat ini. Ketua Kenzo menyuruhmu untuk segera membawa gadis itu ke ruangannya.”

“Sial!” Noir mengumpat pelan melihat empat orang pria berbadan kekar berjalan kearahnya.

“Kau lama, biar aku yang membawa gadis ini. Kau berpatroli saja di lorong ini menggantikan ku, kau tahu ada dua tamu tak di undang yang membuat ketua risih jaga mereka berdua dengan baik.” ujar salah satu pria itu sambil menarik pergelangan tangan Rayta kemudian mengikat tangan gadis itu dan mendorong kasar tubuhnya untuk berjalan pergi.

Noir tidak mungkin menghentikan orang itu untuk membawa Rayta, bisa-bisa dia nanti di curigai sebagai seorang pengkhianat. Jadi dia hanya mengirim pesan singkat pada kakaknya untuk pergi mencari ketua keluarga Grady, Falcon.

Di sisi lain Rayta yang di dorong-dorong layaknya kambing mulai merasa jengah. Dia berhenti berjalan dan berbalik kebelakang.

“Hei, berhenti mendorong ku dan kita akan pergi kemana? Apa kau bisa melepaskan ku?!”

“Jangan banyak bicara.” jawab pria bertubuh besar itu galak. Sedangkan Rayta  berdecih tak suka atas jawaban pria itu.

“Aku punya mulut dan manusia punya hak untuk mengutarakan pendapat dan kebebasannya, kami di lindungi oleh HAM mengerti dan apa yang sedang kau lakukan padaku sekarang sudah termasuk pada pelanggar hakku sebagai seorang ma–– Hmpp.” 

Perkataan Rayta terpotong tatkala mulutnya di bungkam oleh lakban, sedangkan pria bertubuh kekar sudah tersenyum miring setelah berhasil membungkam mulut gadis ini, dia kemudian menyimpan kembali lakban miliknya ke dalam saku celana.

“Bersikap baiklah nona kecil.”dia berkata datar dan mendorong tubuh Rayta agar kembali berjalan.

Bruk!

Orang bertubuh kekar itu mendorong tubuh Rayta masuk ke sebuah ruangan lalu dia menutup pintu ruangan itu menyisakan Rayta dan tiga orang pria di ruangan remang-remang dengan pencahayaan minim.

“Ah, jadi ini putri Isabel yang di lindungi oleh adikku? wajah gadis ini mirip dengan ayahnya sedangkan rambut dan matanya mirip ibunya.”

Kakek tua bertopeng di hadapan Rayta berjalan dan memegang dagu Rayta dengan senyuman manis di balik topengnya.

Nyasar Di Novel BL ✓Where stories live. Discover now