10

21.6K 2K 22
                                    

Selamat membaca!!!

Suara burung hantu di luar jendela menemani keheningan malam di dalam kamar luas berwarna merah muda, Rayta yang pada dasarnya sulit untuk tertidur masih terlihat terjaga meksipun jam sudah menunjukkan pukul 23:03 malam.

“Aku harus menyuruh Rara merenovasi kamar berwarna aneh ini.” ucap Rayta seraya menatap geli ruangan yang ia tempati.

Lalu pandangan mata Rayta beralih ke arah jendela. “Seharusnya acaranya sudah berakhir, tapi kenapa kak Reymond belum pulang juga?”

Rayta lalu berjalan menuju jendela ruangan kamarnya, suasana yang gelap dan sunyi di luar sana  menyambut pandangan mata Rayta.

“Apa ingatanku salah.” Rayta mengangkat bahu acuh. Lantas berjalan menuju ranjang besar miliknya dan tidur terlentang di sana.

Srekkk

“Ugh...”

Sepasang mata Rayta yang baru saja terpejam kembali terbuka tatkala mendengar sebuah suara aneh dari sela dinding kamarnya. Rayta menahan napas  sejenak, ia kemudian menutup seluruh tubuhnya dengan selimut tebal.

“Sial di rumah sedang tidak ada siapapun sekarang. Suara aneh apa itu?  Apa di kamar gadis ini ada hantu?!” gumamnya lirih.

Rayta kembali merapatkan selimutnya saat suara kesakitan dan garukan pada tembok itu kembali terdengar lebih keras dari sebelumnya. Detik berikutnya Rayta membuang jauh-jauh selimut yang ia pakai.

“Tunggu kenapa aku menjadi penakut seperti ini?” Rayta menunjuk dirinya sendiri tidak percaya, “Yah, Ini pasti naluri asli pemilik tubuh yang penakut, bukan aku.” lanjutnya seraya mengangguk-anggukkan kepalanya yakin.

Dulu sekali ia pernah pergi ke pulau Boneka di Meksiko lalu hutan Aokigahara di Jepang dan masih banyak lagi wisata mistis yang sering ia kunjungi bersama teman-teman dari group Carroll––– group penjelajah misteri yang  ia temui di media sosial. Jadi, tentunya ia memiliki begitu banyak pengalaman mistis dan hal remeh semacam ini tentu tidak akan membuatnya takut malahan membuatnya merasa penasaran dan tertantang ingin tahu ada apa sebenarnya di balik dinding kamar ini.

“Tapi, aku akan melakukanya besok.” Rayta kemudian membungkus kembali tubuhnya  dengan selimut tebal, “Aku butuh tidur untuk saat ini.”

Tidak beberapa lama suara dengkuran halus terdengar dari Rayta––– saling bersahutan bersama suara lain di dalam kamar luas itu.

Tuk

Tuk

Srekk

Dinding kamar berwarna merah muda itu terdengar di ketuk dan di gores semakin keras dari dalam dinding. sampai 30 menit kemudian suara itu berhenti terdengar.

****

“Nona Rayta.”

Tidak ada jawaban, lantas Rara membuka daun pintu kamar Rayta yang tak terkunci. Tiba di dalam ruangan Rara melihat Rayta berdiri masih mengenakan piyama tidur berwarna hitam, dia terlihat fokus menatap dinding berwarna merah muda yang terhalang oleh lemari berisi buku-buku tua. 

“Nona,” Rara kembali memanggil seraya berjalan mendekat. tapi, lagi-lagi tidak ada jawaban dari Rayta.

Tidak punya pilihan lain, akhirnya Rara berteriak keras untuk menyadarkan nonanya yang terkadang sering bertingkah gila.

“NONA RAYTA!!!”

Rayta tersentak kaget dan refleks berteriak.

“Ya, Ya, ada apa? apa ada gempa bumi??”

Nyasar Di Novel BL ✓Where stories live. Discover now