24.Setulus niatnya

338 43 77
                                    

"Jadilah wanita yang menginspirasi, bukan wanita yang suka dipuji. bukan pula wanita yang menebar sensasi, dan bukan pula wanita yang sibuk mempercantik diri.
" (Imam Al-Ghazali)

Suasana keramahan penduduk Indonesia pun mulai ia rasakan saat berada di bandara

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

Suasana keramahan penduduk Indonesia pun mulai ia rasakan saat berada di bandara. Di mana, akhirnya kini ia pulang setelah tiga tahun lebih berada di negeri orang .

Yudha menghela nafasnya berat. Rasanya,baru kemarin ia meninggal negara ini namun sudah banyak perubahan yang terjadi.

Sudah lama ia tidak pulang ke negara asalnya. Negara yang menjadi tempat kelahiran nya serta saksi bisu ia tumbuh besar.

Yudha sengaja tidak memberitahu kabar kepulangan pada seluruh anggota keluarga nya. Bukan karena ia tidak rindu pada mereka,akan tetapi ia takut jika ia merepotkan seluruh anggota keluarga dan juga karena ia ingin membuat kejutan untuk seluruh keluarga besar .

Saat Yudha akan pergi untuk mengambil kopernya,tiba-tiba saja ia melihat sesosok wanita yang mirip sekali dengan ustadzah kia. Baik itu dari pakaian nya hingga dari mata yang indah yang tak sengaja Yudha tatap " astagfirullah" pekik nya saat tak sengaja menatap wanita itu.

Dejavu,

Mungkin itu yang ia rasakan kini. Dimana,ia pernah bertemu dengan sosok wanita yang sama di tempat yang berbeda. Pertemuan yang tak sengaja yang lalu,kini terjadi lagi.

"Mengapa saya tidak asing dengan wanita itu, sepertinya saya pernah bertemu dengan nya?" Tanya nya

"Tapi nggak mungkin,wanita seperti itu kan pasti banyak,"

Ucapnya membenarkan bahwa wanita yang ia lihat itu bukanlah seseorang yang ia kagumi dari dulu hingga kini.

*****

Beberapa hari terakhir ini hujan terus mengguyur kota ,entah apa yang ia rasakan sehingga terus mengeluarkan buliran air yang terus menerus membasahi bumi dan menggenangi jalan raya yang berlubang.

Beruntung nya, hujan telah reda sedari
Tadi sore. Tetesan air dan genangan nya pun telah menyusut dan meninggalkan sisa tanah becek di dalamnya.

Yudha menghela nafasnya berat. Suara helaan nafas kecewa pun dapat uti dengar dari mulut Yudha . "Ada apa nak? Apa kau tidak merindukan papah mu,sehingga kau tidak pulang ke rumahnya?" Tanya uti keheranan.

"Ah tidak uti.Jujur Yudha juga rindu mereka. Hanya saja Yudha ingin agar Yudha bisa dapat penghasilan sebelum datang ke rumah papah. Terlebih lagi sekarang ada putri kecil yang harus Yudha penuhi kebutuhan nya" ucapnya.

Ustadzah muda istri mantan brandalan (End) Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt