38. Welcome to word baby twins

298 28 110
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh

Selamat malam semua,

Maaf kemalaman up nyaa hehe

Fii reading

"Kak," panggil Gus Azam dan Dizon bersamaan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kak," panggil Gus Azam dan Dizon bersamaan.

Keduanya ikut bersama jajaran kepolisian dalam penangkapan terhadap penculik Ustadzah setelah mendapatkan telpon dari Yudha. Keduanya tak menyangka hal yang mereka lihat ini akan terjadi. Mereka pikir, penculik itu akan meminta uang sebagai tebusan dan bukan nyawa.

Dizon pun berlari menghampiri Yudha dan membantunya menelpon Ambulance agar dapat Yudha dengan cepat mendapatkan perawatan intensif. Sementara Gus Azam, membantu sang kakak agar terlepas dari ikatannya. Tak lupa, dengan kelompok kepolisian yang mulai bekerja menangkap para pelaku penculikan Ustadzah.

Saat semua ikatan mulai terlepas, Ustadzah terburu-buru bangun dan tak memperdulikan luka pada kakinya. "Kak mau kemana?" tanya Gus Azam.

Gus Azam pun menarik tangan Ustadzah yang terburu-buru ingin pergi dan memeriksa keadaan Yudha. Namun, belum sempat ia menghampiri Yudha tangannya telah ditarik oleh Gus Azam, "Lepasin Gus," pinta Ustadzah.

"Nggak akan kak, kakak nggak liat kaki kakak berdarah?" khawatir Gus Azam.

Ustadzah menggeleng.

"Nggak ada yang lebih penting dari keadaan mas Yudha saat ini Gus, kakak nggak peduli sebesar apa luka yang kakak rasakan ini! Karena kali ini ada yang lebih penting daripada itu," jelas Ustadzah sembari melepaskan tangan Gus Azam.

Gus Azam langsung tercenung, diam seribu bahasa menatap punggung Ustadzah menghilang masuk kedalam Ambulance bersama Yudha yang terbaring di atas brankar. Hatinya terketuk haru atas perjuangan Yudha untuk istrinya, "Dia memang bukan seorang perfect imam untuk kakak saya. Namun saat melihat kejadian ini, saya sadar bahwa cintanya sangat tulus dan sangat besar untuk istrinya hingga ia berani mengorbankan hidupnya," lirih Gus Azam.

***

Brankar itu didorong masuk menuju ruang Gawat darurat. Ustadzah juga ikut mendorong brankar itu, mengantarnya ke depan pintu ruangan, "Aku tunggu kamu disini mas, kamu harus kuat. Kamu harus bertahan mas," ucap Ustadzah kemudian mencium tangan Yudha.

Seratus pasang mata menyaksikan mereka, menyemangati mereka, dan ikut menangis haru atas perjuangan sang suami kepada istrinya. Ada juga yang ikut prihatin dengan kondisi Yudha yang bisa dikatakan kritis.

Usai mengantar Yudha masuk ke ruangan IGD, Ustadzah pun kembali merasakan ketegangan dan ketidaknyamanan saat belum mengetahui keadaan yang sebenarnya pada Yudha. Ia terus berjalan mondar-mandir memperhatikan lampu ruang IGD yang masih menyala.

Para polisi pun datang menghampiri ketiga orang yang berada di luar ruang IGD sambil berkata, "Selamat malam pak, Bu," ucapnya.

Ustadzah muda istri mantan brandalan (End) Where stories live. Discover now