40. Meninggalkan semua

273 18 22
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh

Halo semua, selamat sore.

Semoga tidak bosan dengan notifikasi Yudha update yaa.

Happy reading.

Pertemuan itu memanglah bukan pertemuan terakhir bagi mereka

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.

Pertemuan itu memanglah bukan pertemuan terakhir bagi mereka. Akan tetapi, pertemuan itu menandakan awal baru untuk kehidupan yang baru

{N.A}

"

Lihat ini, Umma dan Abba berada di hadapan kalian. Apakah kalian tidak merindukan kami?" tanya Yudha.

Ustadzah kembali terisak dipelukan Yudha. Ia tak menyangka jika hal ini akan terjadi kepadanya dan suami. Tapi, ada satu pegangan yang selalu ingat, bahwa 'Allah SWT tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai kemampuannya' dan ia juga tau bahwa dibalik cobaan ini, akan ada ganjaran yang setimpal dengan kesabarannya.

"Umma tunggu kalian, Umma ingin bermain bersama kedua malaikat yang telah bertahan sampai saat ini," kata Ustadzah.

Bukan hanya mereka, yang terpukul dengan keadaan ini. Akan tetapi pada seluruh keluarga terutama kedua orang tua Ustadzah dan om Rangga, "Bisakah rasa sakit yang mereka derita itu diganti pada saya?" tanya om Rangga.

"Saya tak mampu rasanya melihat keduanya hidup bergantung pada alat-alat itu. Saya tak mampu," ucapnya kembali.

Kyai pun merengkuh tubuh om Rangga. Mencoba menenangkannya dan memberikan sedikit nasihat agar ia dapat tegar dengan semua ini, meskipun ia juga mengalami hal yang serupa, "Hai Rangga, bukankah ini bukan kali pertama untukmu? Kau bahkan pernah mengalami hal serupa untuk kedua kalinya." Ujar kyai.

"Kita adalah manusia hebat yang Allah pilih untuk ujian ini. Kamu bahkan tau bahwa telah Allah jelaskan dua kali bahwa sesudah kesulitan itu pasti ada kemudahan kan? Lantas mengapa kamu berkeluh-kesah jika Allah telah memberikan jalan keluar untuk kita ini?" tanya kyai.

Om Rangga pun mengangguk.

"Aku tau, tapi ini bukanlah hal yang mudah bagi mereka berdua, karena mereka orang tua baru pemula. Akan tetapi, Allah maha adil. Allah mampu menjadikan malam dan siang saja bisa, apalagi membuat hamba-nya sabar atas ujian yang telah ia berikan," kata kyai.

Kyai pun menghela nafasnya pelan, "Dijelaskan juga dalam Al-Qur'an surat Al-Anfal ayat 46 yang artinya : 'sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.' Buah dari kesabaran itu besar, makanya ganjarannya pahala yang berlipat ganda." tutur kyai.

Dari kejauhan, mereka melihat kedua anak dan menantunya itu sedang membujuk kedua anaknya agar mau untuk pulang bersama mereka dengan kaca inkubator yang membatasi mereka.

"Sayang, kakak Aswa dan Abang Aqsha putra Abba," kata Yudha.

"Apakah kalian tidak ingin pulang bersama kami? Lihatlah nak! Tempat ini begitu kecil untuk kalian tempati. Tidak ada awan indah yang akan menaungi kalian saat bermain di luar. Tidak ada bunga-bunga yang indah bermekaran disekitar kalian, dan lihat ini...." Yudha menghentikan ucapannya itu. Rasanya, ia benar-benar ingin meneteskan air matanya saat melihat banyak alat terpasang di tubuh kedua anaknya. "Ayo pulang! Kita bermain bola, bermain boneka, lakukanlah apapun yang kalian inginkan." ucapnya.

Ustadzah muda istri mantan brandalan (End) Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon