42. Extra part

295 18 43
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh

Apa kabar semuaa

Semoga sehat selalu yaa

Fii reading.

Jangan lupa vote dan komennya temen-temen

Jangan lupa vote dan komennya temen-temen

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


10 Tahun kemudian.

Hari demi hari berlalu, tahun demi tahun pun bertukar, meninggalkan kenangan lalu dan meneruskan perjalanan hidup dengan menerima kenyataan yang telah mereka rasakan. Tak terasa, 10 tahun sudah Yudha dan Ustadzah Kia meninggalkan dunia yang fana ini. Meninggalkan kehidupan yang sementara dan keluarga yang mereka sayangi.

Aswa Bahira Malik dan Muhammad Aqsha Malik Ibrahim. Putra kembar dari pasangan Yudha dan Ustadzah kini tumbuh menjadi anak yang baik dan Sholeh, Sholehah. Keduanya tumbuh dengan pribadi yang bertolak belakang dengan gendernya masing-masing.

Jika Aswa lebih periang dan sangat aktif, maka Aqsha lebih pendiam dan cenderung sulit untuk beradaptasi dengan lingkungan yang baru.

"Ayoo kejar kakak!!" seru seorang anak perempuan dengan gamis putihnya.

Keduanya bermain kejar-kejaran dengan begitu riang di halaman ndalem Bu nyai. "Kakak, tunggu Aba--" ucapan nya pun terpotong, tatkala saat ia terjatuh.

Aswa pun membalikkan tubuhnya saat mendengar suara adiknya yang terdekat, "Bang," lirih Aswa menatap kembarannya.

Dengan segera, ia berlari menghampiri kembarannya. Mengecek setiap inci tubuhnya mencari luka bekas ia terjatuh. "Yah, lututnya luka," kata Aswa. "Tapi tidak papa, itu artinya Dokter Aswa akan menyelamatkan pasien nya dengan merawatnya dengan baik," ucap Aswa.

***

Menjadi seorang Ayah dengan tiga anak di usianya yang masih muda bukanlah hal mudah bagi Gus Azam. Merawat serta membesarkan kedua anak kakaknya adalah amanah dan tanggung jawab yang cukup besar.

Ia tersenyum menatap punggung tubuh ketiga putranya itu yang sedang menghafal Al-Qur'an dengan Ibu Zahira sebagai pembimbingnya. "Kakak Aswa, besok hapalan surat lain ya! Ibu lihat kamu sudah lancar membaca surat Al- balad," ucap ibu Zahira.

Aswa pun tersenyum, "Alhamdulillah, ini semua berkat ridho Allah dan bantuan dari Ayah, Ibu." balas Aswa senang.

Gus Azam kembali menyunggingkan senyumnya saat putrinya dengan terang-terangan menyatakan pujiannya dihadapan sang istri. Ia benar-benar malu, sekaligus tak pantas saat mendapati pujian itu.

"Ayah tak pantas mendapatkan pujian apapun nak. Ayah tak pantas," lirih Gus Azam.

Kedatangan Bara dan Calista pun membuat Gus Azam menghapus air mata yang sempat membasahi kedua pipinya. Ia tersenyum menyapa keduanya dan mempersilahkan keduanya duduk di teras ndalem Ummi.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 08 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Ustadzah muda istri mantan brandalan (End) Where stories live. Discover now