41. Epilog

280 21 54
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh.

Haloo semua

Happy reading.

Deringan handphone kerap kali mengundang rasa penasaran pada pemiliknya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Deringan handphone kerap kali mengundang rasa penasaran pada pemiliknya. Akan tetapi, layar didepannya pun tak kalah penting daripada itu sehingga, ia mengabaikan notifikasi dari handphone nya yang membuatnya begitu penasaran.

Satu jam pun berlalu. Akhirnya ia benar-benar menyelesaikan tugas dari layar laptopnya itu. "Chat dari kakak?!"

"Kenapa?!"

"Lima panggilan tak terjawab dan 6 pesan," lirihnya.

Mulut nya mulai bergetar. Tangannya kaku dan tanpa sadar air mata mulai membasahi pipinya, "Astagfirullah, kak kia,"

Ia mencoba membalas pesan itu dengan tatapan sendu, akan tetapi tak ada jawaban dari seseorang itu, melainkan panggilan dari seseorang yang tidak ia ketahui.

"Halo assalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh,"

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakaatuh. Apakah benar ini dengan saudara Azam?" tanya seseorang dari sebrang sana.

"Iya dengan saya sendiri, siapa anda?"

"Kami dari rumah sakit sejahtera ingin mengabarkan bahwa kedua kakak bapak mengalami kecelakaan dan saat ini mereka sedang dalam penanganan dokter," sahutnya.

Dunia seolah berhenti berputar saat dirinya mendapatkan kabar yang tak mengenakan tersebut. Bagaimana bisa, dirinya mengabaikan pesan dari seorang kakaknya yang sedang dalam keadaan genting saat itu.

Bruk

Benda pipih yang sempat berada di dalam genggamannya pun ikut terjatuh bersamaan dengan tubuhnya yang melemas dan kehilangan keseimbangan.

"Astagfirullah,"

"Kak kia, kak Yudha," lirihnya.

Ia mulai terisak-isak. Menelungkup kan wajahnya di atas kedua kaki yang menjadi sanggahannya. "Ya Allah ya rabb," lirihnya kembali.

****

"Hai langit, bukankah dirimu tengah bersedih hati ini?" ucap Gus Azam menatap langit.

"Saya juga," ujar Gus Azam. "Dua kekasih saya kini pergi bersamaan. Meninggalkan malaikat kecilnya dan menitipkan nya pada saya," lirihnya.

Melihat kedua kekasihnya terbungkus oleh kain kafan, Gus Azam berkata, "Azam harap kalian hanya tidur sementara dan bisa bangun lagi seperti semula," lanjutnya.

Suara lantunan ayat suci Al-Quran menggema di ruangan dengan cat putih yang mendominasi ruangan itu. Terpakar juga dua pasangan yang sempat dinyatakan meninggal dalam kecelakaan lalu lintas kemarin sore dengan kain kafan yang membukus tubuhnya.

Ustadzah muda istri mantan brandalan (End) Where stories live. Discover now