1

1.3K 96 3
                                    

Bosan.
Semua nya membosankan.
Dunia seperti tidak punya warna.
Bahkan, kadang pelangi pun berwarna kelabu.

"Oh, dia menang lagi?"

"Yaelah dia lagi, udah ketebak!"

"Itu orang kok kayak ga punya kekurangan ya, kali ini tuhan ga adil"

"Dia udah lahir jenius dari sana nya, ga aneh dia terus yang menang"

"Udah cantik, pinter, anak orang kaya, jodoh mah tinggal munggut dapet tuh"

"Ortu nya orang terpandang, apa jangan-jangan dia pinter gara-gara nyogok?"

"Seleb kampus ter hot 2016, pasti dia lagi dia lagi"

Bullshit.
Semua omongan mereka hanya omong kosong.
Tidak ada yang benar-benar memuji ku, tidak ada yang benar-benar teman ku.
Semua hanya tipu daya belaka.
Demi menancapkan pisau mereka lebih dalam, mereka sengaja mendekati ku.
Tenang saja, aku tidak akan tertipu muslihat mereka semua. Manusia hanya mencari popularitas dan kebanggaan. Membuat ku muak.

"Beby, hari ini ada kerjaan ga? Main yuk!"

"Iya nih, kan habis menang lomba lagi ciee"

"Gile temen gue ini emang jenius"

"Yuk beb main, perayaan gitu"

Sudah kuduga, pasti mereka seperti ini. Akting mereka jago, topeng mereka seakan terpasang lekat jika di depan ku.

"Sorry, gue masih ada kerjaan"

Sekarang liat apa reaksi mereka.

"Yaahhh payah"

"Ah ga seru lu"

"Main dong kali kali beb"

"Iya nih bergaul dong lu"

"Ayolah beb"

Template.
Kata-kata yang paling ku benci, tapi paling sering ku dengar dari orang-orang.

"Sorry gabisa, duluan ya"

Aku pun melangkahkan kaki ku menjauh dari mereka, dan tanpa perlu menoleh aku sudah tau. Pasti mereka akan membicarakan ku dibelakang sana.

------

Selesai dengan tugas yang diberikan dosen untuk ku, aku pun membersihkan peralatan ku untuk pulang.

"Terimakasih ya beby, anda memang asdos terbaik yang pernah saya punya"

"Bapak terlalu berlebihan, saya biasa saja kok"

"Baiklah saya duluan ya, masih harus mengajar di kelas tambahan"

"Iya pak"

"Mari nak"

"Mari"

Lalu basa-basi itu pun selesai, akhirnya. Sebenarnya aku juga kurang suka dengan basa-basi memuja-muja seperti itu, terkesan terlalu fake.

Setelah membereskan barang-barang ku, aku pun berjalan pulang. Di perjalanan, aku melihat ruang musik kampus terbuka namun gelap.

'Siapa yang buka pintu nya jam segini' batin ku

Kuputuskan untuk melihat ke dalam, kosong dan gelap. Mungkin memang seseorang lupa untuk menutup pintu ini, ceroboh.
Aku pun mulai masuk kedalam ruangan itu, hawa nya tenang. Tempat di kampus kesukaan ku setelah perpustakaan.

'Main sebentar gapapa kali ya, kalo tutup pintu kan ga akan kedengeran dari luar' gumam ku sendiri

Kuputuskan untuk menyalakan lampu ruangan dan menutup pintu ruang musik ini, duduk di depan piano indah yang terlihat sedikit usang.
Senyum tipis pun tanpa disadari terukir sendiri di wajah ku.

Piano, dan bermain piano.
Mungkin bisa di katakan salah satu kebahagiaan rahasia ku.

Srek

Eh? Bunyi apa itu?

Aku langsung menengok kearah kanan dan kiri, menghentikan permainan piano ku. Mencari tau arah datang nya suara itu.
Bayangan hitam itu muncul dari belakang piano yang ku mainkan, seketika bulu kuduk ku merinding. Bukan kah tadi tempat ini kosong?

"Oh, beby chaesara?"

Heal me.Where stories live. Discover now