3

653 80 9
                                    

"Oh iya, itu milik ku"

Aku pun mengulurkan tangan ku untuk mengambil Kartu Tanda Mahasiswa ku dari tangan nya. Namun saat tangan ku sudah dekat dengan kartu itu, gadis mungil itu justru malah menjauhkan Kartu Tanda Mahasiswa ku dari tangan ku.

"Eits, tunggu dulu. Kalau mau KTM mu kembali, temani lah aku sebentar disini"

------

Dan sekarang disini lah aku, menunggu di ruang musik. Sambil melihat gadis bertubuh mungil itu sedang menyapu ruang musik. Aku duduk di kursi piano yang kemarin aku mainkan, melihat piano ini rasa nya ingin memainkan nya. Tapi.... Ada gadis kecil itu disini.

Gadis mungil itu kini melihat kearah ku, cukup lama. Aku hanya diam membalas tatapan nya dengan datar.

"Ga ada niatan mau bantuin, nih?"

"Tidak."

Gadis itu tersenyum tipis mendengar jawaban ku, lalu ia terkekeh pelan.

"Tadi anda kan cuma bilang nya temani, bukan membantu"

"Hahaha jadi sedingin dan seformal ini toh beby chaesara, idola kampus kita."

Tak ku ubris perkataan nya, aku hanya mendengus kesal dan melihat kearah lain. Malas berbicara.

"Loh, ngambek?"

"Tidak, jadi kapan saya bisa mengambil KTM saya?"

"Kamu lagi buru-buru?"

Diam. Aku terdiam karena pertanyaan nya. Sial, kenapa aku jadi mudah ditebak seperti ini.

"Engga lagi buru-buru kan? Bagus kalo gitu"

Senyum nya merekah saat ia selesai berkata seperti itu, lalu ia melanjutkan lagi aktifitas menyapu nya.

"Anda..."

"Ayana."

"Hm?"

"Panggil aja ayana, daritadi anda anda mulu haha"

"Maaf, kebiasaan kalo ke orang baru"

"Segitu kaku nya kah?"

"Ck, bukan urusan anda."

"Hahahaha lucu ih beby"

Ia tertawa, bahkan tertawa sangat lebar. Mata nya hilang, suara nya lembut, gadis ini memang terkesan lucu, sih.

"Sebelah mana nya yang lucu?"
Tanya ku masih dengan muka datar

"Sebelah mana nya? Muka kamu lucu kok"

Deg
Kurang ajar.
Main-main dia.

"Membosankan."

"Eh?"

"Iya, udah sering denger yang kayak gitu. Membosankan."

"Oh ya? Haha maaf deh ya idola kampus"

"Sudahlah, mana KTM ku?"

"Hmmmmm"

Dia terlihat berpikir dan enggan untuk memberikan KTM ku, aku menatap nya dengan datar. Ayolah, kau buang-buang waktu saja.

"Beby, gimana kalo permintaan nya ku ganti?"

"Maksudnya?"

"Iya, kalau mau KTM nya balik.... Gimana kalau pulang dengan ku?"

Heal me.Where stories live. Discover now