29

159 17 2
                                    

"Nak, hari ini les piano kan?"

"iya pah, ini Beby mau berangkat"

"baik, hati-hati dijalan"

Begitulah rutinitas yang biasa Beby lakukan, namun hari itu berbeda.

Beby dengan nekat nya, membolos les piano untuk pertama kali dalam hidupnya.

----

Sepulang nya Beby kerumah, Beby menyocokkan jadwal pulang kerumah nya dengan pulang dari tempat les seperti biasa. Berharap bahwa itu bisa menipu ayah agar ia tidak terkena masalah.

"Baru pulang, nak?"

"iya yah"

"Gimana di tempat les piano?"

"Hm, seperti biasa"

"Bagus kalo seperti biasa, sekarang mainkan lagunya untuk ayah"

Biasanya tidak seperti ini, Beby terkejut mendengar permintaan ayahnya itu sambil menatap kaget kearah ayah nya.

"Kenapa? Symphony No. 5 oleh Beethoven, mainkan itu sekarang untuk ayah. Cepat ke piano mu."

"aku capek ayah, aku mau istirahat."

"kamu berani membantah?"

Gemetar. Tangan Beby seketika langsung gemetar hebat saat ayahnya mulai mengancam nya, Beby tidak ingin mendapatkan hukuman-hukuman lagi karena membantah ayahnya itu. Bahkan dulu saat masih kecil, Beby pernah disekap didalam kamar nya sendiri selama 2 hari karena tidak bisa memainkan piano twinkle-twinkle little star, saat itu umurnya kira-kira baru 6 tahun.

"Maaf."

Beby dengan sigap langsung duduk di kursi piano nya, dan bersiap-siap memainkan pianonya. Jika bermain di depan ayahnya, Beby tidak boleh salah sedikitpun karena ayahnya pasti tau. Jika salah ayahnya bisa memarahinya dan memukul dirinya, maka dari itu ayah nya memberikan kursus pada Beby agar ia bisa berlatih terlebih dahulu.

"Cepat mulai"

Beby mulai panik, meskipun tangannya bergetar namun dia tetap berusaha untuk memainkan lagu yang disuruh ayahnya.

Symphony No.5 by Beethoven.

Salah. Kemudian, salah lagi. Mungkin karena Beby bergetar hebat, sekarang banyak hal yang ada dalam pikirannya. Jangan-Jangan, dia sudah ketahuan bolos les?

"Cukup!"

Beby menghentikan permainannya.

"SAMPAH!" ayah nya berteriak kencang padanya

"Permainan apa barusan, banyak salah nada! Bukannya seharusnya kau sudah diajari di les hari ini?!"

'Sial. Sial.' umpat Beby dalam hati

"Maaf ayah."

"Sudahlah, ayah tau kau membolos, jelas saja kau tidak bisa memainkan musik segampang ini."

Beby menunduk, bergetar hebat, dan terkejut.

Ayahnya kemudian menjambak rambut Beby dengan keras.

"Hebat kamu ya, berani bolos? Hal apa yang sangat penting sampai membuat kamu bolos, hah?!"

"Maaf ayah!"

"JAWAB!"

BUK!

Ayah Beby membanting kepala Beby ke papan piano yang ada di depan Beby.

'tidak apa, aku sudah biasa kan dimarahi, harusnya habis ini tidak apa-apa' batin beby

"JAWAB NAK!"

"Aku pergi bermain dengan teman-teman sekolah ayah"

"bagus, BAGUS! Kamu mengabaikan masa depan mu, karir kamu kedepannya untuk main sama teman-teman kamu hah?! Sulit dipercaya, anak ayah bukan lah anak seperti kamu! Anak ayah anak emas yang akan menjadi pianis terkenal dan profesional kedepannya!"

Beby hanya menundukkan kepala nya, tidak berani untuk melawan.

"diam saja? sekarang pilih, lebih penting teman mu atau piano hah?!"

"Ayah!" kali ini Beby melawan dan mengangkat kepala nya

"jawab!"

"mana bisa aku memilih hal semacam itu!"

"Benar-benar gila, ayah kecewa padamu nak. Baiklah sampah, buat apa juga kau bermain piano dengan kemampuan mu itu! Tidak berguna!"

Ayah Beby kemudian menggenggam erat pergelangan tangan Beby, kemudian menaruh jari-jari lentik Beby diatas tuts-tuts piano tersebut.

BRAK!

"AAAAAAAAAKKKHHHHH"

Ayah Beby menjepit jari-jari tangan Beby dengan Fall Board piano yang terbuat dari kayu yang sangat kokoh itu, menimbulkan perasaan sakit yang hebat di jari-jari tangan Beby. Bahkan jari nya sampai berdarah-darah karena kencangnya ayah Beby membanting fall boad tersebut.

"Sakit?! Itu balasan dari jawaban mu yang tidak bertanggung jawab itu!"

Setelah melakukan hal tersebut ayah Beby kemudian pergi seakan tidak melakukan apapun, meninggalkan Beby sendirian dengan kesakitannya, baik raga maupun jiwanya.

-----

"Beb...."

"Yah, kira-kira begitu ceritanya, setelah hari itu aku diusir dari rumah, disuruh hidup sendiri semau ku saja tanpa mereka akan peduli lagi."

"Maaf...."

"Kenapa minta maaf ay, kan aku sendiri yang cerita hehe"

"Terus sekarang kehidupan kamu gimana? Uang makan tempat tinggal dan segala macam nya"

"Aman kok, untung nya mamah masih baik, meskipun dia ga berani melawan ayah tapi dia diam-diam selalu menyisihkan uang untuk dikirim ketabungan ku, jadi masih aman, saat diusir juga aku diberikan kos-kosan kecil, uang kuliah juga beasiswa, aman kok tenang"

"syukurlah..."

Seketika hening pun menyeruak diantara aku dan ayana, menyisakan kami didalam pikiran masing-masing.

"Laper beb"

"hah?"

"Ayo, aku masakin kamu sesuatu"

Heal me.Where stories live. Discover now