10

406 66 7
                                    

"Ya habis mau gimana"

"Apa nya yang gimana?!"

"Aku suka sama kamu."

Tiba-tiba keadaan menjadi hening, bahkan sangat hening. Ayana menatap dengan tatapan bengong tak percaya, sedangkan aku yang dilihat... Hanya berusaha memasang tampang tidak salah tingkah.

------

"Kamu gila ya?"

"Hah?"

"Ternyata punya idola kampus gila, nyesel juga."

"Lah kok gitu sih"

Ayana hanya menggeleng-geleng kan kepala nya pertanda menurut dia mungkin ada sesuatu yang tidak beres.

"Udah ya, aku pulang deh"

"Loh?! Tunggu!"

Aku menahan pergelangan tangan nya yang sudah bersiap akan pergi dari ruang musik ini

"Apasih beby?"

"Kamu gantungin aku?"

"........."

"Yaudah, gapapa. Pulang bareng aja ya?"

"Kenapa aku harus pulang bareng kamu?"

"Soalnya KTM kamu ada di aku."

Ayana menepok jidat nya seakan dia lupa bahwa KTM, harta berharga seorang mahasiswa itu, masih ada ditangan ku.

"Yaudah.... Emang nya kalo aku pulang bareng kamu, KTM aku balik nih?"

Aku bergaya seolah berpikir atas perkataan nya tadi, kemudian menggeleng.

"Engga, nanti kalo ga ada KTM kamu aku ga ada alasan ketemu kamu dong"

Semburat merah muncul dipipi ayana tiba-tiba, kemudian ia langsung membuang mukanya dari ku.

"Yaudah ayo buruan pulang! Udah sore"

"Yeesss!"

----

"Pake helm nya ya princess"

"Ewh, orang aneh"

Aku hanya tersenyum menanggapi 'hinaan' nya, terlebih lagi ia bilang aku 'orang aneh' dengan tampang lucu nya. Membuatku ingin terus menggoda nya.
Kami pun naik keatas motor ku, lalu aku melajukan motor ku keluar kampus.

"Kamu mau dianter kemana?"

"Ya kerumah lah, kemana lagi?"

"Kirain mau ke kafe mana gitu kencan sama aku"

"Kamu mau makan? Dirumah aku aja"

Aku terkaget mendengar pernyataannya lalu melihat kearah nya.

"Beneran boleh main ke rumah kamu?!"

"Beby! Liat depan!"

"Tapi beneran boleh ya main ke rumah kamuuu?"

"Iya tapi liat depan plis, aku gamau mati muda"

"Okeeeee!"

Aku pun langsung semangat tancap gas untuk mengantar ayana kerumah nya.

----

"Permisi"

"Masuk aja, ga ada orang"

Rumah nya sunyi dan sepi, tidak jauh beda dengan rumah ku jika tidak ada orang tua ku.

"Pada kemana ay?"

"Ya belum pulang, biasa nya pulang malem kok"

"Jadi kamu sendiri sampe malem?"

"Ya begitulah"

"Sama dong"

Aku melemparkan senyuman ku pada ayana, sedangkan dia hanya memasang tampang bingung lalu melihat arah lain.

"Yaudah, kamu laper ga? Mau dimasakin sesuatu?"

"Wah?! Beneran?!"

"Kenapa teriak sih beb ih"

"Seneng kali, dimasakin sama princess"

"Jayus."

Ayana pun pergi meninggalkan ku dan berjalan kearah dapur rumah nya, aku yang iseng atau lebih tepat nya ga ada kerjaan mengikutinya ke dapur.

"Kamu beneran mau masakin aku?"

"Yah, berhubung aku juga laper"

"Asik, ayana jago masak dong ya? Ih, istri-able banget sih"

Ayana melihatku dengan tatapan aneh nya, seperti melihat sesuatu yang membingungkan. Tiba-tiba, ia menyetuh dahi dan pipi ku.

"Ini beneran beby chaesara? Idola kampus? Ga sakit kan kamu? Kenapa jadi jayus gini?"

"Bener atuh"

Tidak membuang-buang kesempatan, aku pun menahan tangan ayana yang menyentuh pipiku untuk terus berada disana.

"Ayana, cantik."

Heal me.Where stories live. Discover now