22

226 39 2
                                    

Tiba-tiba, handphone ku berdering pertanda panggilan masuk.

Aku pun melihat siapa yang menelpon ku di jam kuliah seperti ini.

'Elaine is calling'

-------

"hah....."

Pekik ku lemah melihat nama seseorang yang menelpon ku saat ini, apa yang harus ku lakukan?

Angkat? Atau gausah ya?

Tanpa aku sadari karena terus berpikir terlalu lama untuk mengangkat atau tidak, dering panggilan masuk itu pun berhenti pertanda aku tidak menjawab telepon nya.

Aku bernafas lega setelah dering handphone itu mati, tapi... dia ngapain nelpon aku?

Tiba-tiba, handphone ku kembali bergetar.

'Elaine is calling'  

Ah, ngapain sih?!

Jangan ganggu aku.... Kenapa masih saja punya muka untuk mengganggu ku?!

"selesaiin dulu masalah sama hati dan diri kamu sendiri beb"  

Entah kenapa, sekilas terbesit perkataan ayana yang menjadi tamparan untukku. 

Apakah ini suatu pertanda bahwa aku harus mengangkat telpon nya?

Apakah aku harus berbaikan dengan perasaan ku yang dulu?

Perasaan yang sudah terlanjur hancur oleh ekspektasi orang-orang itu?

Ah sudahlah, toh aku juga sudah tidak punya apa-apa lagi. Sekalian saja hancur semua?

"halo"

-----

Disini lah aku sekarang, ruang musik kampus ku. Lagi.

"beby"

Panggil seseorang pada ku, aku hapal betul suara ini. Suara ini, suara yang dulu sangat ku rindukan setiap hari nya. Jatuh cinta setiap kali mendengar suara ini.

Aku pun menoleh kearah sumber suara itu, dan menemukan sosok gadis mungil itu.

"makasih ya, udah mau ketemu aku."

"ada apa? cepat saja"

Elaine menghela nafas dalam melihat ku yang bersikap dingin padanya, kemudian menatap lurus padaku.

"maaf, aku minta maaf tentang kejadian dulu"

"anda memanggil saya kesini hanya untuk itu? Lebih baik saya pulang sekarang."

"bukan beb! tunggu dulu!"

Elaine dengan cepat menahan lengan ku agar tidak beranjak dari tempat ini.

"apalagi?"

"sebenernya ada satu hal yang bener-bener penting yang mau ku bilangin sama kamu"

Aku sudah malas berkata-kata, aku hanya menatap nya dengan tatapan malas dan mengintimidasi agar secepat mungkin aku bisa pergi dari sini.

"Ayah kamu ngehubungin aku, beb."

Heal me.Where stories live. Discover now