8

466 65 5
                                    

Perlahan tapi pasti aku memajukan wajah ku kepada wajah nya, kemudian mencium kelopak mata nya dengan lembut.

"Beb...."

"Kamu mau KTM kamu balik ga?"

"Eh?"

"Aku punya satu permintaan buat kamu dapetin KTM kamu...."
"Jadi pacar aku, ayana."

---

Sepertinya, menjadi orang seperti ku ada buruk nya juga. Sekarang ayana diam mematung didepan ku, menatap ku tak percaya.

"Ayana....?"
Tangan ku berusaha meraih pipi nya, namun dengan cepat dia sadar dari lamunan nya. Lalu bergegas pergi, bahkan lari meninggalkan ku.

"Ayana!"
Panggilan ku tak disahut oleh nya, ia sudah pergi membawa semua barang bawaan nya. Meninggalkan ku sendiri disini, ah tidak sendiri, bersama KTM nya dan kunci ruang musik ini.

Dia mau kemana? Kenapa pergi meninggalkan ku menggantung?

-----

Keesokan pagi nya, aku tidak menemukan sosok mungil ayana dimana pun. Biasa nya kami pasti bertemu di pelataran atau lobby kampus, tapi ini tidak sama sekali. Aku jadi khawatir, apa ia sakit? Ah, apa peduli ku.... Tumben sekali aku memikirkan orang sampai segininya....

"Yo beb" sapa seseorang pada ku, aku menolah mendapati nabilah berjalan kearah ku. Ah, kupikir siapa.

"Hmmm"

"Lesu amat"

"Biasa nya juga gini kan"

"Kemaren kagak tuh! Gegara sering main sama bocah kecil itu tuh, siapa nama?"

"Hah? Siapa?"

"Ah mentang-mentang main nye sama dia mulu kagak mau kasih tau ye lu... Pelit! Padahal mayan cakep juga tuh bocah"

Nabilah ini.... Ngomongin ayana?

"Elah rese ngobrol sama lu mah di diemin mulu kagak ditanggepin, udah ah gue ke tanju aja bhay!"

Nabilah pun pergi menghampiri shania yang berada tidak jauh, jadi tadi nabilah bilang ayana cakep ya? Hmmmmm.

-----

Kelas berakhir seperti biasa, dan seperti biasa aku langsung keluar kelas tanpa menunggu siapapun. Aku berjalan dikoridor yang ramai orang karena kelas baru saja dibubarkan, tanpa disadari aku terus berjalan sampai di depan ruang musik.

"Beby!"

Aku mengangkat kepala ku yang sedari tadi tertunduk menatap jalan

"Ayana...?"

Badan kecil nya itu mulai menghampiri ku

"Kunci nya ada di kamu kan? Balikin! Aku mau masuk ruang musik"

Ah, aku baru ingat 'barang-barang penting' ayana seperti nya banyak yang ku pegang. Aku pun membuka tas ku dan mencari kunci ruang musik. Saat sudah dapat, ayana dengan cepat langsung ingin menyambar kunci itu. Namun gagal karena gerakan menghindar ku lebih cepat dari nya.

"Karena kunci nya ada di tangan ku, aku aja yang bukain pintu nya buat kamu"

-----

Kami sudah berada dalam ruang musik, berdua. Keadaan menjadi sedikit canggung karena perbuatan bodoh ku kemaren, sepertinya. Tumben sekali dia tidak mengajak ku ngobrol duluan.

"Ayana"

"Ya?"

"Tumben pagi ini ga keliatan, kemana?"

Ayana yang sedang sibuk sendiri pun tiba-tiba menoleh kearah ku, lalu membuang muka kembali.

"Tadi malem aku gabisa tidur gitu soalnya ada orang aneh yang tiba-tiba ngomong aneh aneh kemaren, disini."

Aku langsung tercekat karena perkataan nya barusan

"Ayana aku...."

"Beb, maaf."

"Hah?"

Heal me.Where stories live. Discover now