Heal me.

25

"aku main kerumah deh ya?"

Ayana tersenyum lembut, lalu mengangguk pelan.

"yuk masuk"

-----

"ayana"

"iya"

"aku mau nanya sesuatu boleh?"

"kenapa?"

Aku terdiam sebentar, berpikir. Apakah ini hal yang boleh ditanyakan?

"gajadi deh"

"yaelah nanggung amat"

"hahahaha"

"kenapa ga?!"

"ga enak nanya nya"

"ga enak kasih kucing"

Ayana menjawab dengan cuek, sambil terus bermain game di handphone nya itu.

"game hp aja diperhatiin terus, aku nya kapan?" 

Iseng ku, bertanya sendiri pada langit-langit.

Ayana menatap ku dengan sengit, kemudian mengunci layar handphone nya.

"kamu kenapa sih? hah?"

"gapapa, habis nya dianggurin"

"bawel ya jenong"

"waduh bawa-bawa fisik nih, kalo di psikologi itu namanya body shaming! gaboleh!"

"bawel amet yaawla"

"hahahahaha"

Bercanda, hal yang paling kusukai jika bersama dengan ayana. Dia lucu banget kalo dikerjain.

"balik aja gih sana, ngeselin banget dah"

"yaawlah diusir ini?"

"IYAA!"

"hahahahahaha"

Ah, coba hari-hari seperti ini ada setiap hari.

"yaudah ini serius ni, aku mau nanya"

"hm?"

"kalo kamu gamau jawab juga gapapa sih, tapi aku boleh tau ga kenapa ayah kamu meninggal?"

"........."

Hening.

Ayana terlihat seperti berpikir, sedangkan aku diam menunggu jawabannya. Namun dari raut wajah nya, terlihat dia sangat sedih, kecewa, pilu, pokoknya bermacam-macam hal itu. Tidak bisa aku deskripsi kan perasaan yang tercermin dari raut wajah nya dengan kata-kata.

"eh yaudah, ga harus kamu jawaabb"

"kan aku udah pernah bilang, dia... sakit"

"oh iya, maaf maaf aku ga maksud ungkit-ungkit hal yang bikin kamu sedih ay"

"gapapa beb"

"kamu jangan sedih ya, aku disini kok. Aku gabakal nanya lagi, oke?"

"........"

Seketika hening antara aku dan ayana, dan aku tidak suka suasana seperti ini.

"ututututu sayang sayaanng kamu kenapa sayaangg semangat dong"

Aku mencubit pipi nya gemas, mencoba mencair kan suasana.

"kalo gitu, aku boleh balik nanya ga beb?"

"hah? mau nanya apaan?"

"ayah kamu itu, bener Chaesar Dhito pianis terkenal itu?"