Chapter 6- Suka?

25.4K 2K 29
                                    

🎶 Everytime - Kim Jong Dae & Punch

***

"Sedang apa?" tanya seorang pria yang datang dari pintu.

Deg...

Segera gadis itu menyembunyikan handphone nya ke belakang karena malu ketahuan ber poto ria.

"Ng, nggak kok," jawabnya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Dia membereskan novel-novel yang dia keluarkan tadi.

"Dari Sandy?" pria itu masih setia berdiri.

"Hah? Apanya?" Gadis itu terlalu gugup dan tidak bisa mencerna dengan baik.

"Ck, itu novelnya."

"O, oh. Iya. Dia baik mau kasih aku novel. Selain baik hati dia juga ganteng. Nggak kayak kamu. Nakal," ucap gadis itu memamerkan novelnya, tapi sebelumnya dia sedikit merendahkan suaranya saat mengatakan kata-katanya yang terakhir.

"Bilang apa?" tanya pria itu dengan wajah datar. Dan tentu saja karena dia mendengar semua yang dikatakan gadis itu.

"Hah? Nggak," kata Melati berdiri dan mengangkat kardus itu. Berjalan melewati pria itu.

Sebelum gadis itu keluar, laki-laki itu mengarahkan kakinya ke pintu, sehingga Melati tidak bisa lewat karena terhambat oleh kaki panjang Batara.

"Minggir, aku mau lewat," ucap gadis itu.

Batara menyipitkan matanya, dan kemudian dia menurunkan kakinya. Gadis itu pun lewat. Batara? Dia merasa sedikit kesal, entah apa alasannya.

Batara mendengus kesal dan ikut keluar dari kamar itu. Dia kembali ke ruang tamu.

"Loh itu apa sayang?" tanya Lena yang melihat Melati mengangkat kardus.

"Oh, ini novel Tante. Di kasih cuma-cuma sama Sandy," ucapnya tersenyum sambil meletakkan kardus itu di meja yang tidak jauh di sana.

"Sandy emang gitu. Dia sering dapat kado dari cewek-cewek di sekolahnya," kata Lena.

"Masa sih Tante?" tanya Melisa yang juga penasaran.

"Iya, yang nembak juga banyak. Tapi dia nggak ada yang diterima. Kasihan," jelas Febby. Sandy? Dia hanya mendengus kesal saat orang-orang mengatainya.

"Kita makan dulu yuk, makan malam sudah siap," ajak Rahma pada mereka semua. Semua yang ada di sana beranjak menuju ruang makan. Mereka mengambil tempat duduk masing-masing. Tersisa hanya dua bangku, yang berdekatan.

Batara mengambil kursi yang kosong dan sisa satu lagi.

"Melati duduk sayang,di sampingnya Batara," ucap Lena tersenyum. Melati mengangguk sambil tersenyum. Dia sangat gerogi di samping Batara.

Makan malam mulai, denting sendok yang beradu dengan piring terdengar nyaring.

"Melisa sudah semester berapa kuliahnya?" tanya Winata sambil menyantap makanannya.

"Sudah semester enam Om," jawabnya tersenyum.

"Berarti sebentar lagi sudah bisa wisuda dong."

Pelukan Saat Senja [END]Where stories live. Discover now